Yahoo Answers is shutting down on May 4th, 2021 (Eastern Time) and beginning April 20th, 2021 (Eastern Time) the Yahoo Answers website will be in read-only mode. There will be no changes to other Yahoo properties or services, or your Yahoo account. You can find more information about the Yahoo Answers shutdown and how to download your data on this help page.

aisyah asked in KesehatanKesehatan Wanita · 1 decade ago

apa gejalanya......?

apa benar kalo ketika kita mau haid merasakan sakit perut yang sangat hebat sampai wajah kita tu pucat banget bahkan sampai pingsan itu merupakan gejala adanya kanker n kista itu apa sih dan apa yg membuat adanya kista n hal apa yang harus kita hindari n apakah bisa membuat kita nanti ga punya keturunan n diusia berapa kista itu mulai ada ?

6 Answers

Rating
  • Law
    Lv 6
    1 decade ago
    Favorite Answer

    Pre Menstrual Syndrome (PMS) adalah sekumpulan gejala berupa gangguan fisik & mental, dialami 7-10 hari menjelang menstruasi dan menghilang beberapa hari setelah menstruasi. Keluhan yang dialami bisa bervariasi dari bulan ke bulan, bisa menjadi lebih ringan ataupun lebih berat dan berupa gangguan mental (mudah tersinggung, sensitif) maupun gangguan fisik. Diperkirakan kurang lebih 85% wanita usia produktif antara usia 25-35 tahun mengalami satu atau lebih gejala dari PMS. Hanya 2-10% menunjukkan gejala PMS berat (Premenstrual Dysphoric Disoder/PMDD).

    Etiologi

    Apa yang menyebabkan seorang wanita mengalami PMS belum dapat diketahui secara pasti. Banyak dugaan bahwa PMS terjadi akibat kombinasi dari berbagai faktor yang kompleks dimana salah satunya adalah akibat perubahan hormonal yang terjadi sebelum menstruasi. Terjadi penurunan kadar hormon estrogen setelah ovulasi yang mempengaruhi neurotransmitter di otak terutama serotonin. Serotonin memegang peranan dalam regulasi emosi. Meskipun demikian, diduga interaksi kompleks antara hormon estrogen, progesterone dan serotonin dengan PMS masih perlu diteliti lebih lanjut. Gangguan metabolisme dan pola hidup yang tidak sehat (terutama faktor nutrisi) juga mungkin turut berperan dalam menyebabkan PMS. Diduga terjadi gangguan metabolisme prostaglandin akibat kurangnya gamma linolenic acid (GLA). Fungsi prostaglandin adalah untuk mengatur sistem reproduksi (mengatur efek hormon estrogen, progesterone), sistem saraf (mengatur kerja neurotransmitter) dan sebagai anti peradangan. Selain gangguan metabolisme, pola nutrisi yang tidak seimbang berupa diet tinggi lemak, tinggi garam & gula, rendah vitamin & mineral, sedikit serat dapat menimbulkan PMS. Konsumsi kafein (terdapat dalam kopi, teh) serta alkohol yang berlebihan dapat memperberat gejala yang ada.

    Gejala klinis

    Terdapat kurang lebih 200 gejala yang dihubungkan dengan PMS namun gejala yang paling sering ditemukan adalah iritabilitas (mudah tersinggung) dan disforia (perasaan sedih). Gejala mulai dirasakan 7-10 hari menjelang menstruasi berupa gejala fisik maupun psikis yang mengganggu aktivitas sehari-hari dan menghilang setelah menstruasi.

    Gelaja Fisik

    -Kelemahan umum (lekas letih, pegal, linu)

    -Acne (jerawat)

    -Nyeri pada kepala, punggung, perut bagian bawah

    -Nyeri pada payudara

    -Gangguan saluran cerna misalnya rasa penuh/kembung, konstipasi, diare-Perubahan nafsu makan, sering merasa lapar (food cravings)

    Gejala Mental

    -Mood menjadi labil (mood swings), iritabilitas (mudah tersinggung), depresi, ansietas

    -Gangguan konsentrasi

    -Insomnia (sulit tidur)

    Diagnosis

    Dalam mendiagnosa PMS, adalah sangat penting untuk menyingkirkan apakah ada penyakit lain yang mendasari timbulnya gejala yang dirasakan. PMS dapat diduga pada wanita yang mengalami gangguan fisik ataupun mental beberapa saat sebelum menstruasi yang berlangsung setiap siklus.

    Ada 3 (tiga) elemen penting yang menjadi dasar diagnosa apakah seorang wanita mengalami PMS yaitu jika ditemukan :

    1. Gejala yang sesuai dengan gejala PMS

    2. Dialami setiap siklus menstruasi (konsisten)

    3. Menimbulkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari

    PMS harus dibedakan dengan perubahan yang biasa dirasakan sebelum menstruasi (simple pre menstrual symptoms) yang tidak menimbulkan gangguan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari misalnya rasa tegang pada payudara. Keadaan ini adalah ciri khas dari siklus ovulasi normal yang terjadi setiap bulan.

    Terapi

    Sebaiknya seorang wanita yang diduga menderita PMS mencatat keluhan yang dirasakannya dalam sebuah diari yang disebut PMS diary. Dengan adanya catatan tersebut dapat menegakkan diagnosa serta pengobatan. Tujuan dari pengobatan PMS adalah untuk mengurangi bahkan menghilangkan gejala yang ada, mengurangi akibat yang timbul dari PMS dalam aktivitas sehari-hari maupun hubungan interpersonal, serta mengusahakan agar efek samping minimal dari terapi yang diberikan. Adapun terapi yang dapat diberikan dapat berupa terapi farmakologi dengan menggunakan obat-obatan untuk mengatasi rasa nyeri maupun terapi non farmakologi seperti modifikasi pola hidup dan asupan nutrisi yang seimbang.

    * Farmakologi

    Obat-obatan yang biasa digunakan dalam mengobati PMS bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri/ketidaknyamanan yang dirasakan. Golongan obat-obatan yang sering digunakan berasal dari golongan analgetik (parasetamol), anti inflamasi non steroid (ibuprofen, natrium diklofenak, dan lainnya), golongan minor tranquilizer (obat penenang), anti depresi dan kontrasepsi. Pada banyak kasus penggunaan obat analgetik ringan sudah dapat mengatasi gejala yang dialami namun penderita gastritis (maag) sebaiknya berhati-hati dalam mengkonsumsi obat-obatan yang meringankan rasa nyeri karena dapat mengakibatkan nyeri lambung-obat sebaiknya diminum setelah makan. Jika gejala PMS lebih berat, sebaiknya penderita melakukan konsultasi dengan dokter. Penggunaan obat penenang, anti depresi dan kontrapsepsi hanya berdasarkan resep dokter dan harus di bawah pengawasan dokter yang berwenang.

    * Non-farmakologi

    Terapi non farmakologi memegang peranan penting dalam penanganan PMS berupa edukasi penderita, terapi suportif dan modifikasi gaya hidup. Perubahan pola nutrisi memiliki efek yang bermakna karena berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh dr. Guy Abraham, penambahan nutrisi tertentu disertai perubahan pola makan 1-2 minggu menjelang menstruasi dapat mengurangi gejala PMS. Komposisi nutrisi yang dianjurkan bagi penderita PMS adalah diet rendah lemak dan garam, mengandung protein, vitamin, mineral (vitamin B, vitamin C, vitamin E, Ca, Mg, Zn) yang seimbang, serta dianjurkan untuk mengurangi konsumsi kafein (kopi, teh). Para penderita PMS sebaiknya melakukan olah raga secara teratur serta menghindari stres berkepanjangan. Terapi suportif seperti hipnoterapi, terapi warna, meditasi dan lainnya dapat membantu mengurangi gejala yang dirasakan.

    Secara singkat, berikut tips-tips untuk mengurangi gejala PMS :

    * Terapkan pola nutrisi yang sehat (rendah lemak dan garam, tinggi protein, vitamin dan mineral). Perbanyak porsi buah-buahan, sayur mayur, gandum yang tinggi serat. Jika diperlukan, dapat ditambahkan makanan kesehatan (food supplement) yang berupa multivitamin seperti kalsium yang dapat mengurangi rasa kram, Vitamin E untuk mengurangi rasa nyeri pada payudara, keletihan dan insomnia serta Vitamin B6 untuk mengatasi keletihan, iritabilitas dan mood swings.

    * Hindari makanan dengan kadar garam tinggi, makanan manis, kafein, alcohol.

    * Selalu melakukan olahraga rutin.

    * Tidur cukup minimal 8 jam/hari.

    * Hindari rokok.

    * Hindari stress berkepanjangan.

    * Terapi relaksasi (hipnoterapi, terapi warna, meditasi, aromaterapi dsb).

    Kesimpulan

    Gejala fisik dan mental yang terjadi pada PMS bervariasi dari ringan maupun berat. Penyebab PMS diduga melibatkan faktor hormonal, metabolisme serta akibat pola hidup yang tidak sehat terutama faktor nutrisi. Untuk mendiagnosa PMS diperlukan gejala fisik maupun mental yang timbul 7-10 hari sebelum menstruasi dan menghilang setelah menstruasi, sesuai dengan siklus bulanan. Faktor-faktor lain seperti penyakit yang mendasari harus disingkirkan terlebih dahulu sebelum diagnosa PMS ditegakkan. Terapi PMS berupa farmakologik maupun non farmakologik. Secara farmakologik, dapat digunakan obat-obatan dari golongan analgetik & anti inflamasi non steroid untuk mengatasi gejala yang ringan. Sedangkan obat penenang, anti depresi maupun kontrasepsi digunakan pada kasus yang lebih berat dan harus di bawah pengawasan dokter. Secara non farmakologik, sebaiknya penderita PMS menerapkan prinsip hidup sehat dengan pola nutrisi yang seimbang yaitu rendah lemak, rendah garam & gula, tinggi protein, vitamin dan mineral serta menghindari kafein,alkohol dan rokok. Olah raga teratur dapat membantu mengurangi gejala PMS selain memberikan tubuh yang sehat. Terapi relaksasi seperti hipnoterapi, terapi warna, meditasi dan aromaterapi merupakan satu alternatif yang dapat dicoba untuk mengatasi PMS.

    Source(s): semoga dapat membantu anda
  • Anonymous
    1 decade ago

    MENANGKAL RASA SAKIT MENJELANG HAID

    Hampir separuh populasi wanita dewasa mengalami sindrom pra-menstruasi alias PMS (pre-menstruation syndrome). Gejalanya sangat beragam dan acap kali berbeda antara penderita yang satu dengan yang lain. Ada empat tipe PMS yang masing-masing memiliki gejalanya sendiri. PMS Anda termasuk tipe yang mana? Simak pula diet tepat untuk mencegah sindrom yang menjengkelkan ini.

    Setiap menjelang haid, selalu saja Murti merasa pusing dan gampang marah. Sampai-sampai pekerjaan kantornya terganggu kalau ia sedang didera gejala-gejala yang menjengkelkan itu. Yang lebih membuat dongkol, teman-temannya jarang merasakan gejala demikian.

    Gangguan kesehatan berupa pusing, depresi, perasaan sensitif berlebihan sekitar dua minggu sebelum haid biasanya dianggap hal yang lumrah bagi wanita usia produktif. Sekitar 40% wanita berusia 14 - 50 tahun, menurut suatu penelitian, mengalami sindrom pra-menstruasi atau yang lebih dikenal dengan PMS (pre-menstruation syndrome). Bahkan survai tahun 1982 di Amerika Serikat menunjukkan, PMS dialami 50% wanita dengan sosio-ekonomi menengah yang datang ke klinik ginekologi.

    PMS memang kumpulan gejala akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus saat ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) dan haid. Sindrom itu akan menghilang pada saat menstruasi dimulai sampai beberapa hari setelah selesai haid.

    Penyebab munculnya sindrom ini memang belum jelas. Beberapa teori menyebutkan antara lain karena faktor hormonal yakni ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron. Teori lain bilang, karena hormon estrogen yang berlebihan. Para peneliti melaporkan, salah satu kemungkinan yang kini sedang diselidiki adalah adanya perbedaan genetik pada sensitivitas reseptor dan sistem pembawa pesan yang menyampaikan pengeluaran hormon seks dalam sel. Kemungkinan lain, itu berhubungan dengan gangguan perasaan, faktor kejiwaan, masalah sosial, atau fungsi serotonin yang dialami penderita.

    Sindrom ini biasanya lebih mudah terjadi pada wanita yang lebih peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid. Akan tetapi ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya PMS. Pertama, wanita yang pernah melahirkan (PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima). Kedua, status perkawinan (wanita yang sudah menikah lebih banyak mengalami PMS dibandingkan yang belum). Ketiga, usia (PMS semakin sering dan mengganggu dengan bertambahnya usia, terutama antara usia 30 - 45 tahun). Keempat, stres (faktor stres memperberat gangguan PMS).

    Kelima, diet (faktor kebiasaan makan seperti tinggi gula, garam, kopi, teh, coklat, minuman bersoda, produk susu, makanan olahan, memperberat gejala PMS). Keenam, kekurangan zat-zat gizi seperti kurang vitamin B (terutama B6), vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan, asam lemak linoleat. Kebiasaan merokok dan minum alkohol juga dapat memperberat gejala PMS. Ketujuh, kegiatan fisik (kurang berolahraga dan aktivitas fisik menyebabkan semakin beratnya PMS).

    Tipe dan gejalanya

    Tipe PMS bermacam-macam. Dr. Guy E. Abraham, ahli kandungan dan kebidanan dari Fakultas Kedokteran UCLA, AS, membagi PMS menurut gejalanya yakni PMS tipe A, H, C, dan D. Delapan puluh persen gangguan PMS termasuk tipe A. Penderita tipe H sekitar 60%, PMS C 40%, dan PMS D 20%. Kadang-kadang seorang wanita mengalami gejala gabungan, misalnya tipe A dan D secara bersamaan.

    Setiap tipe memiliki gejalanya sendiri. PMS tipe A (anxiety) ditandai dengan gejala seperti rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil. Bahkan beberapa wanita mengalami depresi ringan sampai sedang saat sebelum mendapat haid. Gejala ini timbul akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron: hormon estrogen terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon progesteron. Pemberian hormon progesteron kadang dilakukan untuk mengurangi gejala, tetapi beberapa peneliti mengatakan, pada penderita PMS bisa jadi kekurangan vitamin B6 dan magnesium. Penderita PMS A sebaiknya banyak mengkonsumsi makanan berserat dan mengurangi atau membatasi minum kopi.

    PMS tipe H (hyperhydration) memiliki gejala edema(pembengkakan), perut kembung, nyeri pada buah dada, pembengkakan tangan dan kaki, peningkatan berat badan sebelum haid. Gejala tipe ini dapat juga dirasakan bersamaan dengan tipe PMS lain. Pembengkakan itu terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar sel (ekstrasel) karena tingginya asupan garam atau gula pada diet penderita. Pemberian obat diuretika untuk mengurangi retensi (penimbunan) air dan natrium pada tubuh hanya mengurangi gejala yang ada. Untuk mencegah terjadinya gejala ini penderita dianjurkan mengurangi asupan garam dan gula pada diet makanan serta membatasi minum sehari-hari.

    PMS tipe C (craving) ditandai dengan rasa lapar ingin mengkonsumsi makanan yang manis-manis (biasanya coklat) dan karbohidrat sederhana (biasanya gula). Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang terkadang sampai pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin dalam tubuh meningkat. Rasa ingin menyantap makanan manis dapat disebabkan oleh stres, tinggi garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial (omega 6), atau kurangnya magnesium.

    PMS tipe D(depression) ditandai dengan gejala rasa depresi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata-kata (verbalisasi), bahkan kadang-kadang muncul rasa ingin bunuh diri atau mencoba bunuh diri. Biasanya PMS tipe D berlangsung bersamaan dengan PMS tipe A, hanya sekitar 3% dari selururh tipe PMS benar-benar murni tipe D.

    PMS tipe D murni disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen, di mana hormon progesteron dalam siklus haid terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon estrogennya. Kombinasi PMS tipe D dan tipe A dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu stres, kekurangan asam amino tyrosine, penyerapan dan penyimpanan timbal di tubuh, atau kekurangan magnesium dan vitamin B (terutama B6). Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung vitamin B6 dan magnesium dapat membantu mengatasi gangguan PMS tipe D yang terjadi bersamaan dengan PMS tipe A.

    Ada pula kram perut

    Pada hari pertama atau satu hari menjelang datang bulan, banyak wanita yang mengeluh sakit perut atau tepatnya kram perut. Gangguan kram perut ini tidak termasuk PMS walaupun ada kalanya bersamaan dengan gejala PMS.

    Kram pada waktu haid atau nyeri haid merupakan suatu gejala yang paling sering. Gangguan nyeri yang hebat, atau dinamakan dismenorea, sangat mengganggu aktivitas wanita, bahkan acap kali mengharuskan penderita beristirahat bahkan meninggalkan pekerjaannya selama berjam-jam atau beberapa hari.

    Dismenorea memang bukan PMS. Dismenorea primer umumnya tidak ada hubungannya dengan kelainan pada organ reproduksi wanita dan hanya terjadi sehari sebelum haid atau hari pertama haid. Nyeri perut ini juga tidak ada hubungannya dengen PMS yang mulai terasa 10 - 14 hari sebelum haid. Gejala malah hilang begitu haid datang. Kalau dismenorea membaik atau bahkan hilang sama sekali setelah seseorang melahirkan, tidak demikian dengan PMS. Wanita yang pernah melahirkan malah berisiko lebih tinggi menderita PMS.

    Untuk mengatasi PMS, biasanya dokter memberikan pengobatan diuretika untuk mengatasi retensi cairan atau edema (pembengkakan) pada kaki dan tangan. Pemberian hormon progesteron dosis kecil dapat dilakukan selama 8 - 10 hari sebelum haid untuk mengimbangi kelebihan relatif estrogen. Pemberian hormon testosteron dalam bentuk methiltestosteron sebagai tablet isap dapat pula diberikan untuk mengurangi kelebihan estrogen. (Dr. Elvina Karyadi, MSc, ahli gizi Masyarakat-SEAMEO Tropmed UI)

  • 1 decade ago

    Mana ku tau aku aje laki" yah HAID apa tuh

    aku aje ga ngerti sorry

    aku salah jaawab

  • Anonymous
    1 decade ago

    menurut buku yang pernah aku baca, gejala2 timbulnya haid itu bermacam-macam. ada orang yang merasakan sakit perut, ada orang yang meraskan sakit di sekitar area puting susunya. sedangkan haid yang gejalanya sakit perut yang sangat hebat sampai wajah kita pucat banget bahkan sampai pingsan, kalau tidak salah pernah dialami oleh salah satu artis di indonesia. dan dia mengaku itu hal yang biasa dan hal yang wajar, karena setiap bulan ia selalu merasakan hal yang sama. tapi, kalau boleh kusarankan, alangkah lebih baik jika kamu berkonsultasi dengan dokter spesialis yang ahli dalam bidang ini,supaya kamu tidak selau dihantui rasa ketakutan.

    kalau untuk masalah kista, sepertinya aku setuju dengan opini elin. opininya singkat, padat, jelas dan mudah dimengerti. kalau mau lebih jelas lagi, tanya ke dokter lagi aza

  • How do you think about the answers? You can sign in to vote the answer.
  • 1 decade ago

    hai...

    nyeri mensturasi bisa primer, jika sudah ada keluhan sejak pertama kali mensturasi (menarche). biasanya tak ada hubungannya dengan kandungan, sifatnya seperti nyeri kejang berjangkit jangkit, terasa di perut bawah, menjalar ke pinggang dan paha, mungkin di sertaimual dan muntah, serta nyeri kepala, jika hebat malah bisa sampai kolik melilit..

    jika nyerimensturasi primer umumnya tak ada hubungannya dengan kandungan, nyeri mensturasi luar biasa yang disebut dismenorrhoe sekunder biasanya berhubungan dengan adanya penyakit kandungan..

    mungkin ada peradangan saluran telur (salphingitis), tumor rahim, penyempitan leher rahim, atau adanya endometriosis. semua kelainan ini sebaiknya di koreksi, mungkin belum tentu mengganggu kesuburan dan masih mungkin untuk hamil, namun jika di biarkan bisa saja menganggu kehamilan...

    jika dari pemeriksaan pemindaian organ reproduksi tidak ditemukan adanya kelainan, kemungkinan hanya gangguan fungsional belaka... artinya, organ reproduksi normal, tapi fungsinya terganggu...

    semoga membantu.... ^^

  • 1 decade ago

    Kalau gejala seperti itu bisa kemungkinan adanya kista atau sesuatu yang menghambat keluarnya aliran darah mentruasi.

    Membuat adanya kista macam-macam, yang aku baca dari pola makan seperti junk food, makanan yang banyak mengandun zat pengawet, zat berwarna ataupun minuman-minuman bersoda, alkohol, ataupun sebagai wanita perokok.

    Untuk menghindarinya untuk mencoba menghindari makanan atau minuman yang banyak zat pengawet, zat kimia...yah Perbanyak makan buah dan sayur.....segar dan kalu pun masak jangan terlalu sering penggunakan bumbu penyedap yang mengandung MSG. Jadi cukuplah dengan perpaduan garam dan gula untuk mengurihkan masakah.....(itu disaranin loh sama Rudy Choirudin kalo acara masak memasak di TV).

    Untuk usia terkena kista atau kanker, relatif yah....Yang pernah aku baca di Intisari kanker itu ibarat seperti bibit..jadi jika kanker tersebut tumbuh dilahan tidak subur ...yah kanker tersebut tidak tumbuh tapi jika lahan tersebut subur dan awalnya tidak ada bibit kanker karena lahan tsb subur kanker beranak pinak...

    Menurut yang pernah aku baca di majalah kesehatan kista bisa hilang jika wanita tersebut hamil....

    Mungkin itu saja penjelasanku...kalo ada yang salah mohon maaf...

Still have questions? Get your answers by asking now.