Yahoo Answers is shutting down on May 4th, 2021 (Eastern Time) and beginning April 20th, 2021 (Eastern Time) the Yahoo Answers website will be in read-only mode. There will be no changes to other Yahoo properties or services, or your Yahoo account. You can find more information about the Yahoo Answers shutdown and how to download your data on this help page.

syirik itu apa???

"menyekutukan ALLAH itu sesungguhnya perbuatan yang amat sangat tak di sukai allah,bahkan di murka Allah..."

tapi klo melihat primbon, zodiak, ramalan nasib, apakah itu juga termasuk syirik...???

14 Answers

Rating
  • Anonymous
    1 decade ago
    Favorite Answer

    Benar yang anda sebut semuanya sirik.

    Orang berani melakukan itu dikarenakan tidak tau.

    .

  • 1 decade ago

    SYIRIK DAN BAHAYANYA

    Syirik adalah menyamakan selain Allah dengan Allah pada perkara yang merupakan hak istimewa-Nya. Hak istimewa Allah seperti: Ibadah, mencipta, mengatur, memberi manfaat dan mudharat, membuat hukum dan syariat dan lain-lainnya.

    JENIS-JENIS SYIRIK

    1. Syirik Akbar

    Syirik ini menjadi penyebab keluarnya seseorang dari agama Islam, dan orang yang bersangkutan jika meninggal dalam keadaan demikian, akan kekal di dalam neraka. Hakikat syirik akbar adalah memalingkan salah satu jenis ibadah kepada selain Allah! Seperti memohon dan taat kepada selain Allah, bernadzar untuk selain Allah, takut kepada mayat, kuburan, jin, setan disertai keyakinan bahwa hal-hal tersebut dapat memberi bahaya dan mudharat kepadanya, memohon perlindungan kepada selain Allah, seperti meminta perlindungan kepada jin dan orang yang sudah mati, mengharapkan sesuatu yang tidak dapat diwujudkan kecuali oleh Allah, seperti meminta hujan kepada pawang, meminta penyembuhan kepada dukun dengan keyakinan bahwa dukun itulah yang menyembuhkannya, mengaku mengetahui perkara ghaib, menyembelih hewan kurban yang ditujukan untuk selain Allah.

    Thariq bin Syihab menuturkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda (yang terjemahannya): Ada seseorang masuk surga karena seekor lalat, dan ada seseorang masuk neraka karena seekor lalat pula. Para shahabat bertanya: Bagaimana hal itu, ya Rasulul-lah? Beliau menjawab: Ada dua orang berjalan melewati suatu kaum yang mempunyai berhala, yang mana tidak seorang pun melewati berhala itu sebelum mempersembahkan kepadanya suatu kurban.

    Ketika itu, berkatalah mereka kepada salah seorang dari kedua orang tersebut: Persembahkanlah kurban kepadanya! Dia menjawab: Aku tidak mempunyai sesuatu yang dapat kupersem-bahkan kepadanya. Mereka pun berkata kepadanya lagi: Persembahkan sekalipun seekor lalat. Lalu orang itu mempersembahkan seekor lalat, mereka pun memperkenankan dia untuk meneruskan perjalanan.

    Maka dia masuk neraka karenanya. Kemudian berkatalah mereka kepada seorang yang lain: Persembahkanlah kurban kepadanya. Dia menjawab: Aku tidak patut mempersembahkan sesuatu kurban kepada selain Allah 'Azza wa Jalla. Kemudian mereka memenggal lehernya, karenanya orang ini masuk surga. (HR. Imam Ahmad).

    Dan termasuk penyembelihan jahiliyah yang terkenal di zaman kita sekarang ini- adalah menyembelih untuk jin. Yaitu manakala mereka membeli rumah atau membangunnya, atau ketika menggali sumur mereka menyembelih di tempat tersebut atau di depan pintu gerbangnya sebagai sembelihan (sesajen) karena takut dari gangguan jin. (Lihat Taisirul Azizil Hamid, hal. 158).

    Macam-macam Syirik Besar

    a. Syirik dalam berdoa

    Yaitu meminta kepada selain Allah, disamping meminta kepada-Nya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam kitab-Nya (yang terjemahannya):

    "Dan orang-orang yang kamu seru selain Allah tiada mempunyai apa-apa meskipun setipis kulit ari. Jika kamu meminta kepada mereka, mereka tiada mendengar seruanmu, dan kalau mereka mendengar mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. (QS. Faathir: 13-14)

    b. Syirik dalam sifat Allah

    Seperti keyakinan bahwa para nabi dan wali mengetahui perkara-perkara ghaib. Allah Ta'ala telah membantah keyakinan seperti itu dengan firman-Nya (yang terjemahannya):

    "Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali dia sendiri." (QS. Al-An'am : 59). Lihat QS. Al-Jin: 26-27.

    Pengetahuan tentang hal yang ghaib merupakan salah satu hak istimewa Allah, menisbatkan hal tersebut kepada selain-Nya adalah syirik akbar.

    c. Syirik dalam Mahabbah (kecintaan)

    Mencintai seseorang, baik wali atau lainnya layaknya mencintai Allah, atau menyetarakan cinta-nya kepada makhluk dengan cintanya kepada Allah Ta'ala. Mengenai hal ini Allah Ta'ala berfirman (yang terjemahannya):

    "Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah, adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. (QS. Al-Baqarah: 165).

    Mahabbah dalam ayat ini adalah mahabbatul ubu-diyah (cinta yang mengandung unsur-unsur ibadah), yaitu cinta yang dibarengi dengan ketundukan dan kepatuhan mutlak serta mengutamakan yang dicintai daripada yang lainnya. Mahabbah seperti ini adalah hak istimewa Allah, hanya Allah yang berhak dicintai seperti itu, tidak boleh diperlakukan dan disetarakan dengan-Nya sesuatu apapun.

    d. Syirik dalam ketaatan

    Yaitu ketaatan kepada makhluk, baik wali ataupun ulama dan lain-lainnya, dalam mendurhakai Allah Ta'ala. Seperti mentaati mereka dalam menghalal-kan apa yang diharamkan Allah Ta'ala, atau mengharamkan apa yang dihalalkan-Nya.

    Mengenai hal ini Allah Subhanahu wa Ta ala berfirman (yang terjemahannya) : Mereka menjadikan orang-orang alim, dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah. (QS. At-Taubah: 31).

    Taat kepada ulama dalam hal kemaksiatan inilah yang dimaksud dengan menyembah berhala mereka! Berkaitan dengan ayat tersebut di atas, Rasulullah SAW menegaskan (yang terjemahannya): Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada al-Khaliq (Allah). (Hadits Shahih, diriwayatkan oleh Ahmad).

    e. Syirik khauf (takut)

    Jenis-jenis takut :

    1. Khauf Sirri; yaitu takut kepada selain Allah Subhanahu wa Ta'ala, berupa berhala, thaghut, mayat, makhluk gahib seperti jin, dan orang-orang yang sudah mati, dengan keyakinan bahwa mereka dapat menimpakan mudharat kepada makhluk. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (yang terjemahannya): Janganlah kamu takut kepada mereka, takutlah kamu kepada-Ku jika kamu benar-benar orang beriman.(QS. Ali Imran: 175).

    2. Takut yang menyebabkan seseorang meninggalkan kewajibannya, seperti: Takut kepada seseorang sehingga menyebabkan kewajiban ditinggalkan. Takut seperti in hukumnya haram, bahkan termasuk syirik ashghar (syirik kecil). Berkaitan dengan hal tersebut Rasulullah SAW bersabda (yang terjemahannya):

    "Janganlah seseorang dari kamu menghinakan dirinya!" Shahabat bertanya: Bagaimana mungkin seseorang menghinakan dirinya sendiri? Rasulullah bersabda: "Yaitu ia melihat hak Allah yang harus ditunaikan, namun tidak ditunaikannya! Maka Allah akan berkata kepadanya di hari kiamat: Apa yang mencegahmu untuk mengucapkan begini dan begini?".

    Ia menjawab: "Karena takut kepada manusia!". Allah berkata: "Seharusnya hanya kepadaKu saja engkau takut". (HR. Ibnu Majah dari Abu Said al Khudry, Shahih).

    3. Takut secara tabiat, takut yang timbul karena fitrah manusia seperti takut kepada binatang buas, atau kepada orang jahat dan lain-lainnya. Tidak termasuk syirik, hanya saja seseorang janganlah terlalu didominasi rasa takutnya sehingga dapat dimanfaatkan setan untuk menyesatkannya.

    f. Syirik hulul

    Percaya bahwa Allah menitis kepada makhluk-Nya. Ini adalah aqidah Ibnu Arabi (bukan Ibnul Arabi, beliau adalah ulama Ahlus Sunnah) dan keyakinan sebagian kaum Sufi yang ekstrem.

    g. Syirik Tasharruf

    Keyakinan bahwa sebagian para wali memiliki kuasa untuk bertindak dalam mengatur urusan makhluk. Keyakinan seperti ini jelas lebih sesat daripada keyakinan musyrikin Arab yang masih meyakini Allah sebagai Pencipta dan Pengatur alam semesta.

    h. Syirik Hakimiyah

    Termasuk syirik hakimiyah adalah membuat undang-undang yang betentangan dengan syariat Islam, serta membolehkan diberlakukannya undang undang tersebut atau beranggapan bahwa hukum Islam tidak sesuai lagi dengan zaman. Yang tergolong musyrik dalam hal ini adalah para hakim yang membuat dan memberlakukan undang-undang, serta orang-orang yang mematuhinya, jika meyakini kebenaran UU tersebut dan rela dengannya.

    i. Syirik tawakkal

    Tawakkal ada tiga jenis:

    a. Tawakkal dalam perkara yang hanya mampu dilaksanakan oleh Allah saja. Tawakkal jenis ini harus diserahkan kepada Allah semata, jika seseorang menyerahkan atau memasrahkannya kepada selain Allah, maka ia termasuk Musyrik.

    b. Tawakkal dalam perkara yang mampu dilaksanakan para makhluk. Tawakkal jenis ini seharusnya juga diserahkan kepada Allah, sebab menyerahkannya kepada makhluk termasuk syrik ashghar.

    c. Tawakkal dalam arti kata mewakilkan urusan kepada orang lain dalam perkara yang mampu dilaksanakannya. Seperti dalam urusan jual beli dan lainnya. Tawakkal jenis ini diperbolehkan, hanya saja hendaklah seseorang tetap bersandar kepada Allah Subhanahu wa Taala, meskipun urusan itu diwakilkan kepada makhluk.

    j. Syirik niat dan maksud

    Yaitu beribadah dengan maksud mencari pamrih manusia semata, mengenai hal ini Allah Subhanahu wa Taala berfirman (yang terjemahannya):

    "Barang siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepadanya balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna, dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak akan memperoleh di akhirat kecuali neraka, dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia, dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan". (QS. Hud: 15-16).

    Syirik jenis ini banyak menimpa kaum munafiqin yang telah biasa beramal karena riya.

    k. Syirik dalam Hal Percaya Adanya Pengaruh Bintang dan Planet terhadap Berbagai Kejadian dan Kehidupan Manusia.

    Dari Zaid bin Khalid Al Juhani, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda (yang terjemahannya): Allah berfirman: "Pagi ini di antara hambaku ada yang beriman kepada-Ku dan ada pula yang kafir. Adapun orang yang berkata, kami diberi hujan dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, maka dia beriman kepada-Ku dan kafir terhadap bintang. Adapun orang yang berkata: Hujan itu turun karena bintang ini dan bintang itu maka dia telah kufur kepada-Ku dan beriman kepada bintang". (HR, Bukhari).

    Lihat Fathul Bary, 2/333).

    Termasuk dalam hal ini adalah mempercayai astrologi (ramalan bintang) seperti yang banyak kita temui di kor

  • Anonymous
    1 decade ago

    DEFINISI SYIRIK

    Syirik yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Umumnya menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah, yaitu hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah, seperti berdo’a kepada selain Allah disamping berdo’a kepada Allah, atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih (kurban), bernadzar, berdo’a dan sebagainya kepada selainNya.

    Karena itu, barangsiapa menyembah selain Allah berarti ia meletakkan ibadah tidak pada tempatnya dan memberikannya kepada yang tidak berhak, dan itu merupakan kezhaliman yang paling besar.

    Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

    "Artinya : Sesungguhnya menyekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar"[ Luqman: 13]

    Allah tidak akan mengampuni orang yang berbuat syirik kepadaNya, jika ia meninggal dunia dalam kemusyrikannya.

    Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

    "Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar".[An-Nisaa’: 48]

    Surga-pun Diharamkan Atas Orang Musyrik.

    Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

    "Artinya : Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan Surga kepadanya, dan tempatnya ialah Neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun"[ Al-Maa’idah: 72]

    Syirik Menghapuskan Pahala Segala Amal Kebaikan.

    Allah Azza wa Jalla berfirman.

    "Artinya : Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan"[Al-An’aam: 88]

    Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

    "Artinya : Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (Nabi-Nabi) sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapus amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi"[Az-Zumar: 65]

    Orang Musyrik Itu Halal Darah Dan Hartanya.

    Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

    "Artinya : …Maka bunuhlah orang-orang musyirikin dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian…"[At-Taubah: 5]

    Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

    "Artinya : Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq melainkan Allah dan bahwa Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, dan membayar zakat. Jika mereka telah melakukan hal tersebut, maka darah dan harta mereka aku lindungi kecuali dengan hak Islam dan hisab mereka ada pada Allah Azza wa jalla"[2]

    Syirik adalah dosa besar yang paling besar, kezhaliman yang paling zhalim dan kemungkaran yang paling mungkar.

    JENIS-JENIS SYIRIK

    Syirik Ada Dua Jenis : Syirik Besar dan Syirik Kecil.

    [1]. Syirik Besar

    Syirik besar bisa mengeluarkan pelakunya dari agama Islam dan menjadikannya kekal di dalam Neraka, jika ia meninggal dunia dan belum bertaubat daripadanya.

    Syirik besar adalah memalingkan sesuatu bentuk ibadah kepada selain Allah, seperti berdo’a kepada selain Allah atau mendekatkan diri kepadanya dengan penyembelihan kurban atau nadzar untuk selain Allah, baik untuk kuburan, jin atau syaitan, atau mengharap sesuatu selain Allah, yang tidak kuasa memberikan manfaat maupun mudharat.

    Syirik Besar Itu Ada Empat Macam.

    [a]. Syirik Do’a, yaitu di samping dia berdo’a kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, ia juga berdo’a kepada selainNya. [3]

    [b]. Syirik Niat, Keinginan dan Tujuan, yaitu ia menunjukkan suatu ibadah untuk selain Allah Subhanahu wa Ta’ala [4]

    [c]. Syirik Ketaatan, yaitu mentaati kepada selain Allah dalam hal maksiyat kepada Allah [5]

    [d]. Syirik Mahabbah (Kecintaan), yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal kecintaan. [6]

    [2]. Syirik Kecil

    Syirik kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, tetapi ia mengurangi tauhid dan merupakan wasilah (perantara) kepada syirik besar.

    Syirik Kecil Ada Dua Macam.

    [a]. Syirik Zhahir (Nyata), yaitu syirik kecil yang dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Dalam bentuk ucapan misalnya, bersumpah dengan nama selain Allah.

    Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

    "Artinya : Barangsiapa bersumpah dengan nama selain Allah, maka ia telah berbuat kufur atau syirik"[7]

    Qutailah Radhiyallahuma menuturkan bahwa ada seorang Yahudi yang datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan berkata: "Sesungguhnya kamu sekalian melakukan perbuatan syirik. Kamu mengucapkan: "Atas kehendak Allah dan kehendakmu" dan mengucapkan: "Demi Ka’bah". Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan para Shahabat apabila hendak bersumpah supaya mengucapkan, "Demi Allah Pemilik Ka’bah" dan mengucapkan: "Atas kehendak Allah kemudian atas kehendakmu"[8]

    Syirik dalam bentuk ucapan, yaitu perkataan.

    "Kalau bukan karena kehendak Allah dan kehendak fulan"

    Ucapan tersebut salah, dan yang benar adalah.

    "Kalau bukan karena kehendak Allah, kemudian karena kehendak si fulan"

    Kata (kemudian) menunjukkan tertib berurutan, yang berarti menjadikan kehendak hamba mengikuti kehendak Allah.[9]

    [b]. Syirik Khafi (Tersembunyi), yaitu syirik dalam hal keinginan dan niat, seperti riya’ (ingin dipuji orang) dan sum’ah (ingin didengar orang) dan lainnya.

    Rasulullah Shallallahu ¡¥alaihi wa sallam bersabda.

    "Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil. "Mereka (para Shahabat) bertanya: "Apakah syirik kecil itu, ya Rasulullah?" .Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: "Yaitu riya’"[10]

    [Disalin dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah Oleh Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa, Po Box 264 Bogor 16001, Cetakan Pertama Jumadil Akhir 1425H/Agustus 2004M]

    __

    Foote Note

    [1]. Lihat â€ËœAqiidatut Tauhiid (hal. 74-80) oleh Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan.

    [2]. HR. Al-Bukhari (no. 25) dan Muslim (no. 22), dari Shahabat Ibnu â€ËœUmar Radhiyallahu ‘anhuma.

    [3]. Lihat QS. Al-Ankabut: 65.

    [4]. Lihat QS. Huud: 15-16.

    [5]. Lihat QS. At-Taubah: 31.

    [6]. Lihat QS. Al-Baqarah: 165.

    [7]. HR. At-Tirmidzi (no. 1535) dan al-Hakim (I/18, IV/297), Ahmad (II/34, 69, 86) dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhuma. Al-Hakim berkata: â€Å“Hadits ini shahih menurut syarat al-Bukhari dan Muslim.” Dan disepakati oleh adz-Dzahabi.

    [8]. Lihat HR. An-Nasa’i (VII/6) dan Amalul Yaum wal Lailah no. 992, al-Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah berkata dalam al-Ishaabah (IV/389): ‘Hadits ini shahih, dari Qutailah Radhiyallahu ‘anhuma, wanita dari Juhainah Radhiyallahu anha. Lihat Fat-hul Majiid Syarh Kitabit Tauhid (bab 41 dan 43), lihat juga di Silsilah al-Ahaadits as-Shahiihah (no. 2042).

    [9]. Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla dalam surat at-Takwir: 29.

    [10].HR. Ahmad (V/428-429) dari Shahabat Mahmud bin Labid Radhiyallahu ‘anhu. Berkata Imam al-Haitsami di dalam Majma’uz Zawaa’ij (I/102): "Rawi-rawinya shahih". Dan diriwayatkan juga oleh ath-Thabrani dalam Mu’jamul Kabiir (no. 4301), dari Shahabat Rafi¡’ bin Khadiij Radhiyallahu ‘anhu. Imam al-Haitsami dalam Majma’uz Zawaa-ij (X/222) berkata: "Rawi-rawinya shahih" Dan hadits ini dihasankan oleh Ibnu Hajar al-Atsqalani dalam Bulughul Maram. Dishahihkan juga oleh Syaikh Ahmad Muham-mad Syakir dalam tahqiq Musnad Imam Ahmad (no. 23521 dan 23526).

  • Anonymous
    1 decade ago

    AZAS ISLAM ADALAH TAUHID DAN MENJAUHKAN SYIRIK

    Oleh

    Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

    Bagian Terakhir dari Dua Tulisan 2/2

    [B]. Makna áÇó Åöáóåó ÅöáÇøó Çááåõ

    Makna dari kalimat áÇó Åöáóåó ÅöáÇøó Çááåõ (laa ilaaha illallaah) adalah áÇó ãóÚúÈõæúÏó ÈöööööÍóÞøò ÅöáÇøó Çááåõ (laa ma’buda bi haqqin ilallaah), tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala

    Ada beberapa penafsiran yang salah tentang makna kalimat áÇó Åöáóåó ÅöáÇøó Çááåõ (laa ilaaha illallaah) dan kesalahan tersebut telah menyebar luas. Kesalahan tersebut antara lain. [1]

    [1]. Menafsirkan kalimat áÇó Åöáóåó ÅöáÇøó Çááåõ (laa ilaaha illallaah) dengan áÇó ãóÚúÈõæúÏó ÅöáÇøó öááåö (tidak ada yang diibadahi kecuali Allah), padahal makna tersebut rancu karena dapat berarti bahwa setiap yang diibadahi, baik dengan benar maupun salah, adalah Allah.

    [2]. Menafsirkan kalimat áÇó Åöáóåó ÅöáÇøó Çááåõ (laa ilaaha illallaah) dengan áÇó ÎóÇáöÞó ÅöáÇøó Çááåõ (tidak ada pencipta kecuali Allah), padahal makna tersebut merupakan bagian dari makna kalimat áÇó Åöáóåó ÅöáÇøó Çááåõ (laa ilaaha illallaah) dan penafsiran ini masih berupa Tauhid Rububiyyah saja sehingga belum cukup. Inilah yang diyakini juga oleh orang-orang musyrik.

    [3]. Menafsirkan kalimat áÇó Åöáóåó ÅöáÇøó Çááåõ (laa ilaaha illallaah) dengan áÇó ÍóÇßöãöíøóÉó ÅöáÇøó Çááåõ (tidak ada hak untuk menghukumi kecuali hanya bagi Allah), padahal pengertian ini juga tidak cukup karena apabila mengesakan Allah dengan penga-kuan atas sifat Allah Yang Mahakuasa saja lalu berdo’a kepada selain-Nya atau menyimpangkan tujuan ibadah kepada sesuatu selain-Nya, maka hal ini belum termasuk definisi yang benar.

    [C]. Syarat-Syarat áÇó Åöáóåó ÅöáÇøó Çááåõ

    Syarat Pertama: ÇóáúÚöáúãõ (Al-‘Ilmu/ Mengetahui)

    Yaitu mengetahui arti dari kalimat áÇó Åöáóåó ÅöáÇøó Çááåõ (laa ilaaha illallaah).

    Allah Azza wa Jalla berfirman.

    “Maka ketahuilah bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah...” [Muhammad: 19]

    Allah Azza wa Jalla juga berfirman.

    “Melainkan mereka yang mengakui kebenaran, sedang mereka orang-orang yang mengetahui.” [Az-Zukh-ruf: 86]

    Yang dimaksud dengan “mengakui kebenaran” adalah kebenaran kalimat laa ilaaha illallaah. Sedangkan maksud dari “sedang mereka orang-orang yang mengerti” adalah mengerti dengan hati mereka tentang apa yang diucapkan dengan lisan.

    Dalam hadits yang shahih dari Shahabat ‘Utsman z bahwasanya Rasulullah j bersabda:

    ãóäú ãóÇÊó æóåõæó íóÚúáóãõ Ãóäøóåõ áÇó Åöáóåó ÅöáÇøó Çááåõ ÏóÎóáó ÇáúÌóäøóÉó.

    “Barangsiapa yang meninggal dunia dan ia mengetahui bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah, maka ia masuk Surga.” [2]

    Syarat Kedua: ÇóáúíóÞöíúäõ (Al-Yaqiin/Meyakini)

    Yaitu yakin serta benar-benar memahami kalimat laa ilaaha illallaah tanpa ada keraguan dan kebimbangan sedikit pun.

    Allah Azza wa Jalla berfirman.

    “Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya, mereka itulah orang-orang yang benar.” [Al-Hujuraat: 15]

    Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

    ...ÃóÔúåóÏõ Ãóäú áÇó Åöáóåó ÅöáÇøó Çááåõ æóÃóäöøí ÑóÓõæúáõ Çááåö áÇó íóáúÞóì Çááåó ÈöåöãóÇ ÚóÈúÏñ¡ ÛóíúÑó ÔóÇßòø ÝöíúåöãóÇ¡ ÅöáÇøó ÏóÎóáó ÇáúÌóäøóÉó.

    “... Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah dan bahwasanya aku (Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam) adalah utusan Allah, tidaklah seorang hamba menjumpai Allah (dalam keadaan) tidak ragu-ragu terhadap kedua (syahadat)nya itu, melainkan ia masuk Surga.” [3]

    Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda.

    ...ÇÐúåóÈú ÈöäóÚúáóíøó åóÇÊóíúäö¡ Ýóãóäú áóÞöíúÊó ãöäú æóÑóÇÁö åóÐóÇ ÇáúÍóÇÆöØö íóÔúåóÏõ Ãóäú áÇó Åöáóåó ÅöáÇøó Çááåõ ãõÓúÊóíúÞöäðÇ ÈöåóÇ ÞóáúÈõåõ ÝóÈóÔöøÑúåõ ÈöÇáúÌóäøóÉö...

    “... Pergilah dengan sandalku ini, maka siapa saja yang engkau temui di belakang kebun ini yang ia bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak di-ibadahi dengan benar selain Allah, dengan hati yang meyakininya, maka berikanlah kabar gembira kepadanya dengan masuk Surga.”

    Maka, syarat untuk masuk Surga bagi orang yang mengucapkannya adalah hatinya harus yakin dengannya (kalimat Tauhid) serta tidak ragu-ragu terhadapnya. Apabila syarat tersebut tidak ada maka yang disyaratkan (masyrut) juga tidak ada.[4]

    Shahabat Ibnu Mas’ud Radhiyallahu 'anhu berkata.

    ÇóáúíóÞöíúäõ ÇúáÅöíúãóÇäõ ßõáøõåõ æóÇáÕøóÈúÑõ äöÕúÝõ ÇúáÅöíúãóÇäö.

    “Yakin adalah iman secara keseluruhan, dan sabar adalah sebagian dari iman.” [5]

    Tidak ada keraguan lagi bahwasanya orang yang yakin dengan makna laa ilaaha illallaah, seluruh anggota tubuhnya akan patuh beribadah kepada Allah Azza wa Jalla yang tiada sekutu bagi-Nya, dan akan mentaati Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Oleh karena itu, Shahabat Ibnu Mas’ud Radhiyallahu 'anhu berkata:

    Çóááøåõãøó ÒöÏúäóÇ ÅöíúãóÇäðÇ¡ æóíóÞöíúäðÇ æóÝöÞúåðÇ.

    “Ya Allah, tambahkanlah kepada kami keimanan, keyakinan dan kefahaman.” [6]

    Syarat Ketiga: ÇúáÅöÎúáÇóÕõ (Al-Ikhlash/Ikhlas)

    Yaitu memurnikan amal perbuatan dari segala kotoran-kotoran syirik, dan mengikhlaskan segala macam ibadah hanya kepada Allah.

    Allah Azza wa Jalla berfirman.

    “... Maka beribadahlah kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik)...” [Az-Zumar: 2-3]

    Allah Azza wa Jalla juga berfirman.

    “Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali agar beribadah kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya...” [Al-Bayyinah: 5]

    Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

    ÃóÓúÚóÏõ ÇáäøóÇÓö ÈöÔóÝÇóÚóÊöí íóæúãó ÇáúÞöíóÇãóÉö ãóäú ÞóÇáó áÇó Åöáóåó ÅöáÇøó Çááåõ ÎóÇáöÕðÇ ãöäú ÞóáúÈöåö Ãóæú äóÝúÓöåö.

    “Orang yang paling berbahagia dengan syafa’atku pada hari Kiamat nanti adalah orang yang mengucapkan laa ilaaha illallaah secara ikhlas dari hati atau jiwanya.” [7]

    Syarat Keempat: ÇáÕøöÏúÞõ (Ash-Shidq/Jujur)

    Maksudnya mengucapkan kalimat ini dengan jujur disertai pembenaran oleh hatinya. Barangsiapa lisannya mengucapkan namun hatinya mendustakan, maka ia adalah munafik dan pendusta.

    Allah Azza wa Jalla berfirman.

    “Dan di antara manusia ada yang berkata: ‘Kami beriman kepada Allah dan hari Akhir,’ padahal sesungguhnya mereka bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.” [Al-Baqarah: 8-10]

    Juga firman Allah Azza wa Jalla tentang orang munafik.

    “... Mereka berkata, ‘Kami bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah...’” [Munaafiquun: 1]

    Kemudian Allah Azza wa Jalla mendustakan mereka dengan firman-Nya.

    “... Dan Allah mengetahui bahwa engkau adalah Rasul-Nya dan Allah menyaksikan bahwa orang-orang munafik itu benar-benar pendusta.” [Munaafiquun: 1]

    Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda

    ãóÇ ãöäú ÃóÍóÏò íóÔúåóÏõ Ãóäú áÇó Åöáåó ÅöáÇøó Çááåõ æóÃóäøó ãõÍóãøóÏðÇ ÑóÓõæúáõ Çááåö ÕöÏúÞðÇ ãöäú ÞóáúÈöåö ÅöáÇøó ÍóÑøóãóåõ Çááåõ Úóáóì ÇáäøóÇÑö.

    “Tidaklah seseorang bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasul Allah, dengan jujur dari hatinya, melainkan Allah mengharamkannya masuk Neraka.” [8]

    Syarat Kelima: ÇóáúãóÍóÈøóÉõ (Al-Mahabbah/Cinta)

    Maksudnya mencintai kalimat tauhid ini, mencintai yang terkandung di dalamnya dan segala sesuatu yang ditunjukkan atasnya.

    Allah Azza wa Jalla berfirman.

    “Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah, dan orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah....” [Al-Baqarah: 165]

    Allah Azza wa Jalla juga berfirman.

    “Katakanlah (Muhammad), ‘Jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Dan sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Ali ‘Imran: 31]

    Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

    ËóáÇóËñ ãóäú ßõäøó Ýöíúåö æóÌóÏó Èöåöäøó ÍóáÇóæóÉó ÇúáÅöíúãóÇäö. ãóäú ßÇóäó Çááåõ æóÑóÓõæáõåõ ÃóÍóÈøó Åöáóíúåö ãöãøóÇ ÓöæóÇåõãóÇ¡ æóÃóäú íõÍöÈøó ÇáúãóÑúÁó áÇó íõÍöÈøõåõ ÅöáÇøó öááåö¡ æóÃóäú íóßúÑóåó Ãóäú íóÚõæÏó Ýöí ÇáúßõÝúÑö ÈóÚúÏó Ãóäú ÃóäúÞóÐóåõ Çááåõ ãöäúåõ¡ ßóãóÇ íóßúÑóåõ Ãóäú íõÞúÐóÝó Ýöì ÇáäøóÇÑö.

    “Tiga perkara, apabila terdapat pada diri seseorang maka dia akan mendapat kelezatan iman: (1) apabila Allah dan Ra

    Source(s): afwan arabnya nda muncul
  • How do you think about the answers? You can sign in to vote the answer.
  • 1 decade ago

    Zie...!

    Alhamdulillah jawaban mereka dah komplit ko' (InsyaAllah)

    Lagi, kalo mau lebih, zie kunjungi aja www.salafi.or.id

    Disetiap permasalahan akidah pasti dibahas ko' tentang Syirik....

    InsyaAllah...

    Semoga dengan berilmunya kita tentang Syirik, kita bisa menghindarinya. Karena hanya orang yang berilmu saja yang dapat menentukan tindakannya dengan yakin tanpa ragu-ragu.

    Sehingga kita bisa terselamatkan dari kekalnya di nereka (sekira kita ditaqdirkan singgah di neraka).

    Semoga Allah selamatkan kita dari adzab neraka.

    Ambil manfaat yang banyak darinya.

  • Anonymous
    1 decade ago

    Syirik artinya menyekutukan Allah SWT dalam beribadah dengan salah satu diantara makhluk-Nya.

    SEBAB-SEBAB SYIRIK

    1.. Pengagungan, pemuliaan dan penghormatan yang berlebihan. Pengagungan dalam syari'at Islam ada 2 macam:

    a.. Pengagungan yang sampai batas-batas tertentu dibolehkan bahkan diwajibkan (thobi'i), seperti anak kepada ayahnya (QS 17/23-24), terhadap nabi dan rasul as (QS 4/64, 24/63, 49/2-3).

    b.. Pengagungan yang berlebihan dan sampai pada tingkat taqdis (pengkultusan) kepada siapapun adalah terlarang, walaupun terhadap nabi as (QS 3/144), malaikat (QS 43/19), jin (QS 37/158-159), ulama dan orang shalih (QS 71/21-23), benda-benda langit (QS 41/37).

    2.. Bersandar kepada sesuatu yang dapat diketahui oleh panca indera saja dan meremehkan yang diluar panca indera (QS 2/55, 7/138, 20/87-88).

    3.. Mengutamakan hawa nafsu (QS 31/21, 19/59, 28/50, 25/43, 3/14).

    4.. Bersikap sombong (QS 43/51-52, 40/56, 2/258).

    5.. Ridha pada para pimpinan yang menindas manusia dan tidak berhukum kepada hukum Allah SWT dan rasul-Nya (QS 5/44-47, 7/65-66, 7/73-76, 34/31-33).

    BENTUK-BENTUK SYIRIK

    Syirik dalam al-Qur'an dan as-Sunnah bukan hanya sujud kepada berhala saja, sujud kepada berhala merupakan salah satu dari bentuk-bentuk syirik yang sangat banyak bentuknya, diantaranya:

    1.. Meyakini bahwa ada yang memiliki kekuatan atau dapat memberi manfaat dan madharat selain Allah SWT (QS 2/102).

    2.. Mendekatkan diri dengan memuja kepada sesuatu dengan keyakinan bahwa dengan sesuatu itulah ia dapat mendekatkan dirinya kepada Allah SWT (QS 39/3).

    3.. Memohon pertolongan kepada orang mati, ruh, atau jin untuk memudahkan urusannya (QS 10/18, 72/6).

    4.. Cinta (mahabbah) dan loyalitas (wala') yang salah. Cinta dan loyalitas hanya boleh diarahkan kepada Allah SWT, Rasul SAW dan orang-orang yang beriman dan bertakwa dan tidak boleh diarahkan kepada: Orang-orang yang menentang agama Allah SWT (QS 58/22) dan orang-orang yang mengejek hukum-hukum Allah SWT (QS 5/57). Jika ia mencintai sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT atau karena lebih mencintai sesuatu sehingga ia berani melanggar hukum Allah maka ia telah syirik (QS 2/165, 9/24).

    5.. Beranggapan bahwa aturan/hukum buatan manusia lebih baik dari hukum Allah SWT atau menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal (QS 9/31, 16/35, 42/21, 4/65).

    6.. Sihir (QS 10/81). Dari Bujalah bin 'Abdah berkata bahwa Umar ra telah mengirim surat kepada para gubernurnya untuk menghukum mati para tukang sihir.

    7.. Perdukunan (QS 6/59, 27/65). Barangsiapa yang mendatangi dukun dan membenarkan apa yang dikatakannya, maka ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad. (HR Abu Daud)

    8.. Bersumpah dengan selain Allah: "Barangsiapa bersumpah dengan selain Allah, maka ia telah syirik." (HR Tirmidzi).

    9.. Menggantungkan jimat yang isinya selain ayat al-Qur'an. Barangsiapa menggantungkan jimat (tamimah) maka ia telah syirik. (HR Ahmad); Jika berupa ayat al-Qur'an, maka ada yang membolehkan dan ada yang melarang.

    10.. Mantera dan jampi-jampi. Sesungguhnya bermantera (ar-ruqa'), dan jimat (tama'im) dan pekasih/pelet (at-tiwalah) adalah syirik. (HR Ibnu Majah)

    11.. Menyembelih untuk selain Allah. Bersabda nabi SAW: Ada seorang yang masuk naar karena lalat dan seorang lainnya yang masuk jannah karena lalat. Maka para sahabat ra bertanya: Bagaimana bisa begitu wahai Rasulullah? Maka jawab nabi SAW: Dua orang lelaki lewat pada suatu kaum yang memiliki berhala yang tidak boleh dilewati tanpa berkorban sesuatu. Maka kaum itu berkata kepada lelaki yang pertama: Sembelihlah kurban! Jawab lelaki tersebut: Aku tidak punya sesuatu untuk dikorbankan. Maka kata kaum tersebut: Berkurbanlah walau hanya dengan seekor lalat! Maka lelaki itu melakukannya dan ia bisa lewat dengan selamat, tetapi ia masuk naar. Maka hal yang sama terjadi pada lelaki yang kedua, saat diminta berkurban ia menjawab: Aku tidak akan berkurban kepada sesuatu pun selain Allah 'Azza wa Jalla, maka lelaki yang kedua ini dipenggal kepalanya oleh mereka dan ia masuk jannah. (HR Ahmad)

    12.. Merasa sial karena sesuatu apapun: Kata nabi SAW: Barangsiapa yang tidak jadi melakukan sesuatu karena merasa sial, maka ia telah syirik. Maka para sahabat ra bertanya: Lalu bagaimana kafarat dari hal tersebut wahai Rasulullah? Maka jawab nabi SAW: Katakanlah : Allahumma la khaira illa khairaka wala thiyara illa thiyaraka wala ilaha ghairaka. (HR Ahmad)

    13.. Syirik kecil yaitu riya' (QS 18/110): Merasa senang saat orang lain melihat perbuatan baiknya dan menambahinya, dan merasa malas saat tak ada yang melihatnya dan menguranginya. Kata nabi SAW: Yang paling aku takutkan terjadi atas kalian adalah syirik kecil, maka kata para sahabat ra: Apakah itu syirik kecil wahai Rasulullah? Jawab nabi SAW: Riya'. (HR Ahmad dan Abu Daud)

    DAMPAK SYIRIK

    1.. Memadamkan cahaya fithrah yang bersih. Manusia dilahirkan berada dalam fithrah tauhid yang suci, maka orangtua, lingkungan dan hawa nafsunyalah yang memadamkan fithrah tersebut dari tauhid yang lurus (QS 30/30).

    2.. Mematikan kesucian jiwa. Jiwa yang bertauhid takkan tenggelam dalam lumpur hawa nafsu, karena hawa nafsu bersifat menurunkan jiwa manusia kebumi sementara ruh mengangkat ke langit dan melihat ke alam malakut. Maka jiwa yang melakukan syirik akan jatuh ke jurang kerendahan dan kehinaan (QS 22/31).

    3.. Menghilangkan sifat 'izzah (kemuliaan). Karena membuat jiwa menjadi tunduk kepada sesuatu selain Allah SWT yang rendah dan hina. Kemuliaan itu hanya milik Allah, Rasul-Nya dan orang beriman (QS 63/8). Seorang yang berbuat syirik takkan pernah memiliki kemuliaan dan takkan pernah merasakannya karena ia telah bersandar kepada sesuatu yang rendah dan hina (QS 22/73).

    4.. Menggugurkan semua amal baik (QS 39/65). Dosa yang paling besar dan paling dahsyat bahayanya adalah syirik, karena syirik langsung menyentuh nilai-nilai tauhid yang paling mendasar dan aspek ketuhanan yang paling penting dalam agama Islam, yaitu pengakuan syahadah akan ke-Maha Esa-an Allah SWT dari segala sekutu dan tandingan.

    5.. Kekal dan abadi di naar (QS 4/116-121). Maka sebagai hukumannya pun paling berat yaitu kekal di naar, dan tidak mendapatkan kesempatan pengampunan sama sekali dari Allah SWT, padahal Ia adalah yang Maha Penyayang (karena pelanggaran ini adalah kesalahan yang memang tidak dapat dan tidak boleh dimaafkan).

  • 1 decade ago

    apa yang Anda pertanyakan memang termasuk hal syirik...

    tapi ALLAH SWT. juga menganugerahi kepada hambaNYA tentang ilmu hitung yang mana didalamnya termasuk ramalan kehidupan kita...ilmu ini di ambil dari huruf hijaiyyah...ini biasanya diajarkan di ponpes2, tp tidak semua ponpes. Bisa ditemui di ponpes yang belum modern. Ilmu ini perpaduan huruf hijaiyyah dengan aksara jawa, ini hanya berlaku bagi orang indonesia khususnya orang jawa.

    Insya ALLAH bukan syirik, karena dalam penjabarannya ilmu itu kita kudu kembali untuk pasrah kepada ALLAH SWT...

    dengan menerima nasib apa yang telah ditentukanNYA...

    Wallahu a'laam bishawwab...

  • Anonymous
    1 decade ago

    Yup, betul sekali, anda bener dan tidak salah.

    Bukan cuma itu, dalam hati pun bisa syirik....

    Misal begini, nyawa anda diselamatkan oleh seseorang dalam suatu kejadian, trus anda bilang, "Untung ada dia yg menyelamatkan saya kalo ga ada bisa mati aku." walaupun cuma didalam hati...itu syirik.

  • 1 decade ago

    kalo aku seh,, lihat primbon untuk menentukan tanggal baek,, memahami fengshui,, menyadari aku hidup di Indonesia dengan segala adat dan budayanya,, salahkah?? bahkan wali songopun mensiarkan agama Islam dengan mendekati budaya setempat,, syirik juga kah itu?? Menurutku yang menentukan syirik,, dosa,, dll,, itu TUHAN,,

  • 1 decade ago

    yup syirik memang banyak macamnya

    (maaf nggak bisa ngejelasin lebih banyak ,saking banyaknya)

Still have questions? Get your answers by asking now.