Yahoo Answers is shutting down on May 4th, 2021 (Eastern Time) and beginning April 20th, 2021 (Eastern Time) the Yahoo Answers website will be in read-only mode. There will be no changes to other Yahoo properties or services, or your Yahoo account. You can find more information about the Yahoo Answers shutdown and how to download your data on this help page.
Trending News
Kenapa tingkat kepedulian kita begitu rendah?
Ini sesungguhnya hanya berdasarkan pengalaman pribadi saya saja, sulit sekali menemukan orang-orang yang peduli akan lingkungan di sekitar kita.
Tidak usah yang terlalu rumit, cukup kepedulian kecil saja seperti mematikan lampu yang tidak terpakai, mematikan keran yang menyala atau membuang sampah pada tempatnya.
Sering sekali saya menemukan orang-orang yang membiarkan keran air terus menyala, padahal dirinya ada di depan keran itu dan tau bahwa air itu mengalir sia-sia. Tapi tidak ada kepedulian sedikit pun untuk mematikan keran tsb.
Di jalan-jalan juga banyak sekali saya temukan orang-orang yang membuang sampah sembarangan padahal kalau dia mau berusaha mencari, ada tempat sampah tidak jauh dari tempatnya berada.
Kenapa tingkat kepedulian kita begitu rendah? Kalau saya perhatikan, ketidakpedulian ini tidak terkait dengan tingkat pendidikan karena banyak orang-orang yang berpendidikan juga melakukan hal yang sama. Lalu apa sebenarnya yang salah?
Adakah teman-teman di sini yang mempunyai ide untuk meningkatkan atau menanamkan kepedulian akan lingkungan?
Terima kasih sebelumnya atas partisipasi teman-teman semua.
@ sweet_galz: kamu sendiri sudah introspeksi belum? :)
sama2 introspeksi yaa..
@ Ithink: ternyata ada juga yang suka simpan sampah di dalam tas selain saya..
haha.. daripada buang sampah sembarangan, saya lebih memilih simpan di dalam tas kalau sampah itu sampah kering.
@hai bang AB, miss u too..
kita berkeliaran di sini lagi ya.. :)
7 Answers
- I thinkLv 41 decade agoFavorite Answer
Lega rasanya, ada yang berpikiran seperti kamu. Saya justu menganggap, postingan kamu ini justru krn kamu juga sdg ber-introspeksi diri.
Berdasarkan pengalaman juga dan pernah punya pembanding di negara lain, kenapa kita tidak peduli dgn hal2 yang kamu sebutin di atas, yang bener2 menonjol tuh kurangnya rasa DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB. Kalo di bahas satu-satu, pasti gak akan habis kita omongin semaleman. Yang jelas, pola kita di didik dalam keluarga ( terutama di Indonesia), rata-rata justru agar kita punya ketergantungan (apa2 dibantu, bikin onar, bukannya dinasehatin, malah dilindungi. Ingin beli barang, tinggal menadahkan tangan ke ortu, gak peduli ortu banting tulang cari duit). Sedikit yang mengajarkan rasa tanggung jawab bahwa semua keputusan/perbuatan, pasti ada resikonya. Punishment and reward jarang diterapkan secara seimbang. Kalo salah dipersalahkan habis-habisan, diledek, direndahkan, tapi kalo berbuat baik, tanggapannya "ya udah sepantasnya dong, manusia itu harus berbuat baik dalam hidup". Padahal, pujian, walaupun kecil, efeknya luar biasa, loh!
Apakah saya sdh introspeksi? Alhamdulillah, biarpun belum sepenuhnya sempurna dilaksanakan, hal2 kecil sdh mulai sy terapkan di keluarga kecil sy (dg 2 anak, 7 & 4 thn) ttg artinya disiplin dan tanggung jawab.
Misal:
- bawa tas kresek (dilipat kecil di dlm tas), berjaga-jaga, siapa tau mau buang sampah, susah nyari tempat sampahnya (anak2 lbh sy suruh menaruh sampahnya di dlm tas sekolah mereka, kalo mereka lupa bw kresek, dan gak nemu tempat sampah). Khusus saya, di tas juga wajib ada tissue, utk berjaga-jaga, terutama kalo lg sakit (saya, suami or anak2), sampah "basah", maaf, seperti ingus dan dahak, ya dibuang di tissue, trus di taruh di kresek, yg otomatis juga "nyemplung" di tas saya.. hehe.
- menyikat gigi, memakai gelas/gayung, spy air lebih terkontrol.
- selalu mematikan lampu setelah pergi dr ruangan yg br selesai dipakai.
- kalo ingin beli suatu barang, mereka harus menabung dulu utk bisa membelinya (kalo agak mahal, tapi sgt bermanfaat, kami bantu sisanya, walau mgkn smpi 80%, tapi setidaknya mereka belajar utk mengerti, bhw segala sesuatu yg didapat dr jerih payah dan perjuangan, pasti akan lbh dihargai dibdg dgn pemberian cuma-cuma),
hehe... maaf kepanjangan ya. Sambil terkantuk-kantuk nih! Moga2 kamu gak terkantuk2 juga bacanya. Just want to share. that's all. ^_^
Source(s): our wonderful life. ^_^ - MXbalLv 61 decade ago
Semuanya balik kepersonal masing-masing aja.Mungkin orang itu merasa"ah,ngapain juga gua matiin ni keran air,lagian nanti dibuka secara sembarangan oleh yang lain?!"Atau masalah sampah,ini ada hubungannya dengan budaya bersih orang kita yang cuma ngikutin "musim".Orang mau bersih2 kalau pas ada acara2 tertentu atau hari2 tertentu.Begitu juga kalau ada lomba kebersihan,atau akan ada penilaian mengenai kebersihan,baru orang pada repot bersih2/gotong royong,padahal itu semua cuma sebatas basa-basi aja.Masalah ginian tidak berkaitan dengan tingkat edukasi seseorang,buktinya banyak kalangan bermobil bagus(yang notabene ber-educated),malahan membuang sampah2nya dari dalam kendaraannya sewaktu melaju dijalan raya.Bahkan terkadang,mereka seenaknya aja membuang lewat jendela disaat ada para tukang sapu jalanan lagi bekerja,sungguh keterlaluan kalau menurut gua mereka itu!Coba aja kalau nasib mereka dioper/ditukar kepada para cleaning service satu hari aja,apa iya mereka sanggup bertahan?Khusus buat yang muslim,sebenarnya mereka adalah contoh nyata buat orang2 lain diluar agama mereka,tapi nyatanya apa?!Setiap habis sholat hari raya dilapangan,berserakan kertas koran yang dipakai sebagai alas sholat,tanpa mereka mau membersihkan atau membawa kertas itu ketempat sampah,sungguh munafik banget.Kebersihan sebagian daripada iman!Itu yang tidak terlihat dari budaya orang2 Indonesia(khususnya muslim yah?).Sampah plastik emang sudah seharusnya dipilah2 dan dibuang secara khusus.Jadi kalau ente doyan nyimpen sampah di tas/sebelum ketemu tong sampah,ya baguslah,sudah tertib namanya.Ada cerita,dari Jepang,tentang orang Indonesia yang sembarangan nyampah/buang sampah,di jalanan,terus ada seorang wanita tua Jepang datang menghampiri sambil membungkuk salam khas Jepang,terus memungut sampah dari orang kita itu,sungguh memalukan!Atau ada orang Indonesia sembarangan menyebrang jalan jalan di jalanan kota Tokyo,si orang Jepang berkata kepada sesama Jepang-nya,"biarin aja,dia khan dari Indonesia"Coba aja stigma-nya begitu negatif banget orang kita,terkenal jorok dan indisplin/kagak bisa disiplin.
- 1 decade ago
Kebiasaan kita sebnernya yang salah, kebiasaan yang sudah menjadi budaya di masyarakat..., kita ingin praktis dan tidak mau ribet2x, buang sampah tinggal lempar dengan dalih males cari tong sampah dsb...
Cobalah untuk memulainya dari diri kita sendiri untuk mencintai lingkungan
Mungkin pada awalnya pemerintah harus bertindak tegas untuk menegakkan kedisplinan mengenai kebersihan ini, Hukum orang yang membuang sampah sembarangan, yang menebang poon seenaknya, yg membuang limbah seenaknya...
Mudah2an dengan adanya tindakan yang tegas dari pemerintah , akan terbentuk budaya dan kebiasaan pada masyrakat untuk mencintai lingkungan.....
Source(s): pengalaman - How do you think about the answers? You can sign in to vote the answer.
- Julie RLv 51 decade ago
bagaimana kl kita memulai kepedulian pd diri kita sendiri dulu.. karna pola pikir masyarakat gak akan bisa berubah kl mereka gak mau berubah..kl km terlalu mikirin malah bikin stres sendiri..
- Anonymous1 decade ago
jangan ngomong gituu, instropeksi dulu ..siapa tahu suatu hari malah menjadi kebalikan ... opss
maafffff