cahaya dan ruang vakum?

Cahaya bisa dipandang sebagai gelombang dan partikel.

1. Cahaya, sebagaimana sifat "partikel/gelombang" elektromagnet bergerak secepat cahaya, bergerak ke arah tertentu, dan fokus karena ke satu arah karena tidak mendapat gangguan, selama tidak melewati medium yang dapat "menyerap"/merefleksikan energinya. Jika cahaya melewati medium yang menyerap energi cahaya, maka intensitas energi cahaya akan berkurang. jika terkena permukaan putih mengkilap sempurna akan dipantulkan tanpa ada kerugian sedikitpun, walapun pada kenyataannya tidak ada. Jika terkena permukaan gelap sempurna, energi cahaya akan terkonversi sempurna sebagai kenaikan energi dalam benda dengan permukaan gelap tersebut.

2. Black hole merupakan suatu fenomena ketika bintang mengalami keruntuhan, tarikan gravitasinya begitu kuat hingga secepat apapun benda tidak akan bisa lari darinya. Tarikan gravitasi ini menyebabkan lengkungan ruang pada kondisi di sekitar lubang hitam, lengkungan ini tak terhingga besarnya. Karena cahaya juga melalui lintasan ruang, maka cahaya pun terjebak di dalam lubang hitam, karena lintasan yang seolah-olah tidak ada habis-habisnya.

3. Tidak ada, cahaya dan seluruh gelombang elektromagnet merambat tanpa perlu media apapun. Semisal bos Tenta, bos Kencot, dan bos Bredel yang memiliki temperatur tubuh, maka secara terus menerus, bos bertiga meradiasikan radiasi elektro magnet(dalam bentuk radiasi infra merah) ke alam semesta. Benda apapun di alam yang memiliki temperatur akan meradiasikan gelombang elektromagnet. Cahaya pun merupakan pancaran radiasi dari suatu sumber bertemperatur tertentu, umumnya dari bintang. Asosiasi warna, misal cahaya tampak menandakan kekuatan intensitas cahaya. Semisal warna biru pada api yang dikenal sebagai "Raungan api biru"(Roaring blue flame) memiliki intensitas tertinggi dari seluruh cahaya tampak.

--------

1. Iya, benar. Hanya pada kenyataannya tidak ada ruang yang benar-benar hampa, selalu ada interaksi partikel dan anti partikel walaupun hanya sesaat. Efek kemunculan interaksi dari ketiadaan ini dijelaskan pada efek Casimir.

2. Ketidakperluan cahaya akan suatu medium rambat yang dulu diistilahkan sebagai eter telah terbukti kebenarannya.

3. Cahaya, jika dipandang sebagai foton dapat dipandang sebagai satu pembawa gaya fundamental dari 4 gaya fundamental alam semesta. Efek terpengaruhnya cahaya terhadap medan magnet dijelaskan oleh Einstein dan rekannya dalam efek foto-elektrik. Tetapi kondisi terpengaruhnya berbeda pada kondisi di sekitar lubang hitam. Pada lubang hitam, massa sedemikian masifnya. Tingkat kemasifan massa ini diperbandingkan terhadap volume lubang hitam, hal ini dijelaskan pada Radius kritis Schwartzchild. Jika suatu bintang mencapai ukuran kritis Schwartzchild, maka ruang yang menjadi ruang gerak melengkung tak terhingga besarnya. Seperti kita di bumi, bumi dengan massanya melengkungkan ruang, karenanya kita merasakan tarikan oleh bumi. Prinsipnya massa melengkungkan ruang, dan ruang yang melengkung "menarik" massa lain untuk bergerak. Pada kondisi lubang hitam yang mana lengkungan ruang(bukan medium) sedemikian besarnya maka partikel secepat cahaya pun akan tertarik.