Yahoo Answers is shutting down on May 4th, 2021 (Eastern Time) and beginning April 20th, 2021 (Eastern Time) the Yahoo Answers website will be in read-only mode. There will be no changes to other Yahoo properties or services, or your Yahoo account. You can find more information about the Yahoo Answers shutdown and how to download your data on this help page.

Berbahagia dalam penghancuran keinginan?

Saya membaca :

Kebahagiaan karena mendapatkan apa yang kita inginkan sesungguhnya bersifat tidak kekal karena keinginan manusia tidak pernah ada habisnya.

Bahkan kebahagiaan dialam Surga sekalipun.

Oleh karena itu orang bijaksana berbahagia dalam penghancuran keinginan, bahkan keinginan yang baik sekalipun.

Hatinya penuh ikhlas pada apapun yang terjadi didunia ini, yang baik maupun yang buruk.

Orang bijaksana menyerahkan segala-galanya pada kekuasaan Tuhan.

Menurut saya pernyataan ini sangat mendalam maknanya dan perlu kehati-hatian dalam mencernanya.

Bagaimana komentar dan ulasan Teman-Teman ?

Dipersilahkan dan terima kasih.

Update:

@La Mien :

Aku mengajak seseorang keacara spiritual.

Dia Menolak.

Aku jengkel dan marah.

Dia berkata, keinginan memang menyusahkan.

Aku langsung reda dan merasa damai.

Menurut aku SEMUA KEINGINAN datangnya dari Tuhan.

Manusia tidak bisa menciptakan keinginannya sendiri, keinginan itu timbul karena berbagai stimulan yang mempengaruhi manusia.

Bisa dari dalam bisa dari luar manusia itu.

Tugas kita hanya BERINTERAKSI dengan Tuhan melalui keinginan yang timbul dalam diri kita itu.

Apakah lebih baik menuruti atau menolak keinginan itu, semuanya sangat spekulatif.

Akhirnya seperti kata Huat Lou dan thinker : MENGALIR dengan mengandalkan naluri dalam keheningan pikiran dan perasaan.

Kuncinya : HENINGKAN dulu pikiran dan perasaan.

Update 2:

@Ron & Balthazor :

Kebahagiaan itu semu, dibiarkan saja akan menghilang sendiri, tak perlu dihancurkan.

@Houw Liong :

Kita dalam Tuhan, Roh Kudus dalam kita.

Parameternya apa Bro ?

Update 3:

@Stovena :

extremly, not extreme

Very good !!!

Update 4:

@ghazabi:

Masih tersisa satu masalah Bro, BAGAIMANA TAFSIR manusia atas ayat yang kita Imani sebagai benar itu.

Implementasi satu ayat akan sangat tergantung pada tafsirnya.

Bukankah banyak orang yang berusaha mengikuti semua isi kitab suci tapi digolongkan sesat karena tafsirnya berbeda dengan mainstream ?

Update 5:

@NoeMoetz:

Tapi untuk mencapai level itu,

saya kira sulit sekali....

Betul sekali Bro, diperlukan keberuntungan/karma baik atau berkat Tuhan yang tergolong LUAR BIASA.

Oleh karena itu marilah kita berlomba dalam menjauhi kejahatan dan menumpuk kebaikan untuk MEMBUJUK Tuhan menaikkan level kita.

He he he.

Update 6:

@Chelate:

Coba kamu simulasi tercapainya keinginanmu di Surga dengan pertanyaan "Selanjutnya apa ?"

Pada akhirnya akan tercapai "tiada habisnya", bagaimana bisa semua keinginan terpenuhi ?

Keinginan baru berhenti ketika kita mati.

Dihancurkan ataupun dipenuhi, keinginan akan tetap timbul lagi selama kita hidup.

Kalau direnungkan secara mendalam, semuanya pada akhirnya sia-sia saja, alias begitu-begitu saja.

Apa yang enak akan biasa saja setelah berulang-ulang.

Situasi biasa saja akan menimbulkan rasa bosan.

Berputar terus tiada habisnya bagai mencari ujung sebuah bola.

Update 7:

@yao_sugi

Orang yang sudah tiada keinginan sesungguhnya adalah orang yang sangat berguna.

Ia akan hidup sesuai kehendak alam, selaras dengan alam tanpa penentangan sama sekali.

Ia akan bergerak sesuai kodratnya :

- Sebagai Bapak ia akan menjalankan peran seorang Bapak.

- Sebagai Anak ia akan menjalankan peran seorang Anak

- Sebagai Guru ia akan menjalankan peran seorang Guru

- Sebagai Murid ia akan menjalankan peran seorang Murid

- Sebagai Raja ia akan menjalankan peran seorang Raja

- Sebagai Rakyat ia akan menjalankan peran seorang Rakyat

- Dan seterusnya.

Bukankah itu yang menjamin keseimbangan ?

Ketika lapar makan, ketika haus minum.

Burung bangau putih bukan karena mandi tiap hari

Burung gagak hitam bukan karena tidak pernah mandi

Ada Tao dibelakang semuanya.

Ada Kuasa Tuhan diatas segalanya.

15 Answers

Rating
  • Anonymous
    1 decade ago
    Favorite Answer

    Mohon Maaf

    Ya... saya setuju.

    Keikhlasan dalam menerima segala kekuasaan Tuhan. Itulah.

    Berpikir.. hanya karena sekedar harus berpikir.

    Bertindak... hanya karena sekedar harus bertindak.

    Bukan melakukannya karena "terjebak" pada 'keinginan' selain dariNya.

    @thinker, pls jangan bintang doang dong? juga @Moel,

    bagaimana cara menjawab keinginan tahu cara mendetect apakah itu sebuah 'keinginan' kita atau 'keinginanNya'?

    Atau saya yang salah mengerti maksudnya ya ? hmm :)

    jika ada kesalahan... dimohonkan koreksinya

    Terima Kasih.

  • Noname
    Lv 7
    1 decade ago

    Orang bijaksana menyerahkan segala-galanya pada kekuasaan Tuhan ? Bisa Iya, Bisa juga Tidak ( karena saya tidak mau berspekulasi kearah itu ).

    Tuhan menurut konsep saya ada Mutlak dan Tertinggi.

    Sedangkan Sang Guru mengajarkan kepada kita semua untuk melakukan Peleburan Hawa-hawa napsu dengan melakukan perenungan terhadap diri sendiri, yaitu Meditasi dimana dengan meditasi seseorang akan mendapatkan kontrol / pengendalian terhadap munculnya keinginan-keinginan.

    Mungkin dibawah ini, ada manfaatnya buat kalian semua :

    Bila seseorang hidup lengah,

    maka nafsu keinginan tumbuh,

    seperti tanaman Maluwa yang menjalar.

    Ia melompat dari satu kehidupan

    ke kehidupan yang lain,

    bagaikan kera yang senang mencari

    buah-buahan di dalam hutan.

    Dalam dunia ini,

    siapapun yang dikuasai oleh

    nafsu keinginan rendah dan beracun,

    penderitaannya akan bertambah

    seperti rumput Birana yang tumbuh dengan cepat

    karena disirami dengan baik.

    Tetapi barang siapa dapat mengatasi nafsu keinginan

    yang beracun dan sukar dikalahkan itu,

    maka kesedihan akan berlalu dari dalam dirinya,

    seperti air yang jatuh dari daun teratai.

    Sebatang pohon yang telah ditebang

    masih akan dapat tumbuh dan bersemi lagi

    apabila akar-akarnya masih kuat

    dan tidak dihancurkan.

    Begitu pula selama akar nafsu keinginan tidak dihancurkan,

    maka penderitaan akan tumbuh berulang kali.

    Apabila tiga puluh enam nafsu keinginan

    di dalam diri seseorang mengalir deras

    menuju objek-objek yang menyenangkan,

    maka gelombang pikiran yang penuh nafsu

    akan menyeret orang yang memiliki

    pandangan salah seperti itu.

    Di mana-mana mengalir arus (=nafsu-nafsu keinginan);

    di mana-mana tanaman menjalar tumbuh merambat.

    Apabila engkau melihat tanaman menjalar

    (=nafsu keinginan) tumbuh tinggi,

    maka harus kau potong akar-akarnya

    dengan pisau (=kebijaksanaan).

    Dalam diri makhluk-makhluk timbul rasa senang mengejar objek-objek indria,

    dan mereka menjadi terikat pada keinginan-keinginan indria.

    Karena cenderung pada hal-hal yang menyenangkan

    dan terus mengejar kenikmatan-kenikmatan indria,

    maka mereka menjadi korban kelahiran dan kelapukan.

    Orang bijaksana menyatakan bahwa

    belenggu yang terbuat dari besi, kayu, ataupun rami

    tidaklah begitu kuat.

    Tetapi ikatan terhadap anak-anak, istri, dan harta benda,

    sesungguhnya merupakan belenggu yang jauh lebih kuat.

    Orang bijaksana menyatakan bahwa

    belenggu seperti itu amat kuat,

    dapat melemparkan orang ke bawah,

    halus dan sukar untuk dilepaskan.

    walaupun demikian,

    para bijaksana akan dapat memutuskan belenggu itu,

    mereka meninggalkan kehidupan duniawi, tanpa ikatan,

    serta melepaskan kesenangan-kesenangan indria.

    Mereka yang bergembira dengan nafsu indria,

    akan jatuh ke dalam arus (kehidupan),

    seperti laba-laba yang jatuh

    ke dalam jaring yang dibuatnya sendiri.

    Tapi para bijaksana dapat memutuskan belenggu itu,

    mereka meniggalkan kehidupan duniawi, tanpa ikatan,

    serta melepaskan kesenangan-kesenangan indria.

    Orang yang pikirannya kacau, penuh dengan nafsu,

    dan hanya melihat pada hal-hal yang menyenangkan saja,

    maka nafsu keinginannya akan terus bertambah.

    Sesungguhnya orang seperti itu

    hanya akan memperkuat ikatan belenggunya sendiri .

    Orang yang bergembira dalam menenangkan pikirannya,

    tekun merenungkan hal-hal yang menjijikkan

    (sebagai objek perenungan dalam samadhi /meditasi ) dan selalu sadar,

    maka ia akan mengakhiri nafsu-nafsu keinginannya

    dan menghancurkan belenggu Mara.

    Orang yang telah mencapai tujuan akhir,

    tidak lagi mempunyai rasa takut,

    noda batin serta nafsu keinginan,

    sesungguhnyalah ia telah mematahkan ruji-ruji kehidupan.

    Bagi orang suci seperti itu,

    tubuhnya merupakan tubuh yang terakhir.

    Semoga semua makhluk berbahagia.

  • Anonymous
    1 decade ago

    Menurut aku sih

    Manusia sering kecewa dan sedih karena apa??

    Karena keinginan orang itu tidak kesampaian....

    Bila manusia tidak punya keinginan (dalam hal ini, keinginan pribadi loh ya),

    maka masuk akal juga, manusia malah menjadi berbahagia...

    Tapi untuk mencapai level itu,

    saya kira sulit sekali....

  • Anonymous
    1 decade ago

    Kebahagiaan karena mendapatkan apa yang kita inginkan sesungguhnya bersifat tidak kekal karena keinginan manusia tidak pernah ada habisnya

    ---- yang ini aku setuju!!

    Bahkan kebahagiaan dialam Surga sekalipun

    -- yang ini tidak, sebap di dalam surga keinginan manusia terpenuhi

    semuanya, sampai dikatakan tuhan " apakan masih ada keinginan kalian..?" akhirnya anak adam menjawab" la ! (tidak ya allah)

    Oleh karena itu orang bijaksana berbahagia dalam penghancuran keinginan, bahkan keinginan yang baik sekalipun.

    Hatinya penuh ikhlas pada apapun yang terjadi didunia ini, yang baik maupun yang buruk.

    Orang bijaksana menyerahkan segala-galanya pada kekuasaan Tuhan.

    --- tidak setuju..! , kalau ada orang seperti ini amat kasihanlah hidupnya bisa dikatakan orang yang pasrah pada takdir..!!

    berbeda dengan orang yang bersukur, orang yang bersukur punya keinginan kemudian berusaha apapun hasilnya baru diserahkan pada tuhan yang kuasa..

  • How do you think about the answers? You can sign in to vote the answer.
  • 1 decade ago

    karena kedalamannya kita tidak hanya menelaah secara tekstual juga kita juga harus merasakan. Dengan bertambahnya pengetahuan ( pengalaman hidup taupun literatur ) intepretasi atas teks tsb pasti akan berbeda.

  • 1 decade ago

    Saya kira pandangan tsb mirip dgn "pencerahan" sang budha gautama di bawah pohon bodhi. Juga dalam kisah Islam pun para sufi bahkan ada yg pernah berdo'a "..Ya Allah bila aku beibadah karena mengharapkan sorga, maka singkirkanlah aku dari surgaMu...dst",

    maka jelas bahwa kebahagiaan manusia yg hakiki adalah kemampuan manusia itu untuk menekan keinginan (nafsu) sampai ke dasarnya...

    extremly, not extreme...

    semoga semua menjadi lebih baik.

  • 1 decade ago

    Ikutan @huatlou......

    @la mien : udah dijawab huatlou tuh bro....he he he... .tidak ada yang dicapai dan tidak ada yang tidak dicapai...semuanya hanya ilusi...jadi mengalir aja....

  • 1 decade ago

    Kebahagiaan itu semu

    Ketika anda berusaha mati2an mencari kebahagiaan maka ketika itulah anda kehilangan kebahagiaan. Carilah kebahagiaan dengan cara yang wajar, tidak berlebihan.

    Jalani saja hidup ini dengan wajar tanpa ambisi yang berlebih. Keinginan adalah hal yang sangat manusiawi, apabila manusia sudah menghancurkan keinginannya maka saat itu pula dia sudah bukan manusia lagi.

    Salam

    Add:

    Yesus mengajarkan dalam doa yang diajarkannya "Doa Bapa Kami"

    Jadilah kehendakMu di bumi seperti di surga

    Jadi idealnya biarlah kehendak Tuhan yang jadi, dan bukan kehendak manusia. Karena selama manusia masih hidup di dunia maka keinginannya masih akan terpengaruh oleh keinginan2 duniawi.

  • 1 decade ago

    Kebahagiaan karena mendapatkan apa yang kita inginkan sesungguhnya bersifat tidak kekal karena keinginan manusia tidak pernah ada habisnya.

    "BENAR"

    Bahkan kebahagiaan dialam Surga sekalipun.

    "Komentarnya terlalu jauh, kayak dia pernah ngelihat surga aja".

    Oleh karena itu orang bijaksana berbahagia dalam penghancuran keinginan, bahkan keinginan yang baik sekalipun.

    "Makanya manusia harus berusaha untuk hidup berdasarkan WAHYU (ALQURAN).

    Orang bijaksana menyerahkan segala-galanya pada kekuasaan Tuhan.

    "Manusia harus berusaha mewujudkannya apa-apa yang tertuang didalam ALQURAN"

    [7.157] (Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang umi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.

  • 1 decade ago

    Melihat pada KESEJATIAN.

    Mengalir seperti AIR.

    polos seperti BAYI.

    semuanya hanya ILUSI

    tak ada yang bisa diraih, pahala, surga sekalipun hanyalah kebodohan dan buah dari ketamakan.

    akar dari penderitaan.

    Source(s): setan lebih bijak
Still have questions? Get your answers by asking now.