Yahoo Answers is shutting down on May 4th, 2021 (Eastern Time) and beginning April 20th, 2021 (Eastern Time) the Yahoo Answers website will be in read-only mode. There will be no changes to other Yahoo properties or services, or your Yahoo account. You can find more information about the Yahoo Answers shutdown and how to download your data on this help page.
Trending News
Bolehkah menuntut balas (bukan langsung membalas) jika kita disakiti?
Saya punya teman yang sudah saya anggap adik sendiri. Dia mendapatkan nomor telepon saya dari teman via internet pada saat ia sedang goyah dan butuh bimbingan. Di antara kami berdua, ia yang pertama menghubungi saya, ia juga yang mendatangi saya untuk cuhat. Katakanlah masalahnya, ia punya ketertarikan seksual pada sesama jenis, tapi berkonflik dengan ajaran agama yang dianutnya.
Namun lain yang ia katakan di depan saya, lain pula yang ia lakukan di belakang saya. Beberapa bulan kemudian ia menelpon sambil menangis. Berdasar instink dan pengalaman, saya langsung tau apa yang terjadi: Ia kebobolan untuk pertama kalinya. Padahal dari curhat2nya ia bisa menciptakan eksna abhwa ia anak alim yang gak mau macem2, bahkan jarang menyentuh internet. Saat itu saya tidak memarahinya, mengingat kerapuhan emosionalnya dan penyesalan yang ia tunjukkan.
Eh beberapa bulan kemudian, ia kedapatan oleh teman saya bersama seorang pria seumurannya di tempat kumpul komunitas gay. Barulah ia mengaku kalau BFan meski tidak ada kontak fisik. Ia sempat membela diri, bahwa BFnya mengingatkan dia untuk tetap di jalan-Nya. Bah, sebaik apapun orangnya, kalau judulnya BFan, ya tetep aja gak bener menurut agama. Saya marah sekali, meski waktu itu tidak saya ungkapkan.
Beberapa kali saya mencoba mengangkat masalah itu ke permukaan, tapi entah waktu yang tidak pas atau dianya menghindar terus, sehingga tidak pernah terlaksana. Bahkan ia berkata bahwa tidak semua dari dirinya saya perlu tahu. Akhirnya suatu saat saya tanyakan, kapan kita bisa ketemu. Untuk semua alternatif waktu yang saya tawarkan, ia menjawab "Tidak tahu." Segera saya tutup telponnya, menyadari bahwa ia tidak memiliki niat yang baik untuk meluruskannya. Eh, kemudian dia bilang via SMS bahwa saya terlalu memaksa, dan ia ingin melakukan segala sesuatunya sesuai dengan hatinya. Iya kalau hatinya menyuruh yang baik, lha kalau menyuruh yang buruk, begitu pikir saya waktu itu. Saya pikir, ya sudah terserah.
2 tahun berlalu tanpa tegur sapa, layaknya kisah sinetron kami dipertemukan di kantor yang sama. Meski ia mencoba beramah tamah, namun saya bersikap dingin karena kuatir jika saya tanggapi ia akan berpikir bahwa perilakunya saya anggap OK dan keterusan. Kalau saya ajak diskusi ia akan mengelak terus, maka saya berharap dengan sikap itu ia akan mengajak bicara. Hasilnya, separuh sukses. Sukses karena ia akhirnya terdesak untuk mengajak saya bicara, gagal karena lagi2 via SMS dan langsung menodong saya untuk mengalah. Saya jelaskan via SMS bahwa saya lakukan itu karena saya tidak mau ia pikir perilaku itu bisa dibenarkan. Namun sialnya, ia semakin keras kepala, mengkhotbahi saya bahwa itu urusan dia dengan yang di atas, bahwa ia tidak wajib lapor kepada saya, bahwa tugas kami adalah memperbaiki hubungan dengan saling memaafkan, dan ia ingin agar saya keluar dari kehidupannya. Pake dalil agama, pula. Mentang-mentang sekarang ia aktif di lembaga dakwah masjid. Tidak sedikitpun ia ingat bahwa ia yang pertama kali menghubungi dan mendatangi saya untuk minta pertolongan, untuk kemudian ketika bertemu teman yang mau membelai2, dia tinggalkan begitu saja. Ia juga tidak ingat bahwa ia yang masuk ke kehidupan saya membawa masalahnya, untuk kemudian ia mengusir saya keluar dari kehidupannya.
Saya hanya ingin ia menyebut kesalahannya, menyatakan penyesalannya, dan mencabut kata2 kasarnya. Saya tidak mau ia asal minta maaf, tanpa tahu kesalahan apa yang mesti ia perbaiki agar kelak tidak diulanginya lagi. Bukannya saya tidak mau memaafkan. Saya pun rindu masa2 dulu sebelum ia chat, ML, dan BFan di belakang saya. Bahkan Rasul SAW pun menjelang ajalnya ia sempat bertanya kepada para sahabat beliau, jika ada yang pernah disakitinya, segeralah membalas. Apa salah kalau saya juga mengajukan syarat untuk memaafkan, toh syaratnya juga demi kebaikan dia dan tidak memberatkan?
13 Answers
- 1 decade agoFavorite Answer
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
(Al Quran Surat Ali Imran 110)
Abu Said Al-Khudri Radiyallahu ‘anhu meriwayatkan, saya mendengar Rasalullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: ”Barangsiapa yang melihat kemungkaran hendaklah mengubah dengan tangannya, bila tidak mampu maka dengan lisannya, dan bila tidak mampu, maka dengan hatinya. Demikian itu selemah-lemah iman.”(HR Muslim).
memberi maaf dan mendoakan agar Allah memberikannya hidayah adalah lebih baik dengan catatan tetap melakukan amar ma'ruf nahi munkar semampu kita. dan tutpilah aib saudara mu itu kecuali didepan pengadilan (karna hendak menghukum berdasarkan syari'at). dan mohonlah keluasan hati untuk memaafkan semua kelakuan buruknya terhadap kita. kecuali kamu ingin membawanya sampai hari berbangkit.
- Anonymous1 decade ago
SETUJU............!!!!!!!!
*eh... die ngomongin apaan sih?*
----------
weiiit.... bentaaar...bentaaar.... sekilas keliatan kayak lagi ngomongin filem BF ya.... ada ML...ML nya juga.....hihikhik..... tungguin deh.... gw mo baca kalo yg beginian....
- 1 decade ago
Bismillah,
Tatkala suatu perang paman Rasulullah SAW terbunuh, lalu kondisi mayat beliau sangat memprihatinkan, Lalu dgn bergetar Rasulullah SAW hendak menuntut tindakan serupa apa yg di alami paman Rasulullah SAW, Lalu apa yg terjadi?
Allah menurunkan Ayat yg inti dari pada artix "Barang siapa yg ingin membalas, maka balaslah dengan yg setimpal. Jika engkau bersabar sungguh itu lebih baik untukmu." Jadi sekarang kmu mw yg di bolehkan atau yg lebih baik menurut Allah? Sebagaimana yg telah di alami Rasulullah SAW.
Ni contoh juga,
Maaf, jika saya menampar anda dgn tangan kanan (padahal lg bercanda) Lalu anda membalas juga, maka apa yg selanjutx akan terjadi? Qt pasti berantem. Iya kn.
Ni pesan dari kakak angkat saya
Seorang Mukmin jika di lempar batu harus menghindar sebisa mungkin, namun jika terkena, maka balaslah dengan melempar roti
Lalu, musuh jangan di cari, Ketemu musuh jangan lari
- How do you think about the answers? You can sign in to vote the answer.
- Anonymous1 decade ago
Geeedduuubrraaakkkkk.....ikutan ah nu make blangkon.
Ka tanjong eui...
postingan leungit ku siluman.
saha eta teh,heureui jeng aing.
di paehan sia.
- 1 decade ago
pertama : saya pusing baca pertanyaan anda yg kaya tulisan kolom koran. panjang butul bro..
kedua : saya akan jawab berdasarkan pemahaman Islam yang saya ketahui, saya buat detail.. supaya imbang dan sama2 panjang ;)
Bismillahirahmanirahim,
"Katakan Yang Benar Meskipun Itu Terasa Pahit".. itulah yg diajarkan Rasulullah kepada umatnya. Baik itu pahit terhadap yg mengucapkan, ataupun pahit bg yg mendengarkan.
Niat Anda untuk mengingatkan sudah sangatlah baik dan mendatangkan pahala. Dan sebagai orang yg peduli, Anda memang harus mengingatkan orang yg sdh Anda anggap adik tersebut. Dari cara halus maupun hingga cara to the point jika orang tsb tidak mau mengindahkan. Yg penting Anda sdh berusa semaksimal mungkin dengan berbagai pendekatan.
Satu yg harus Anda garis bawahi : niat Anda dijalan kebaikan untuk mengingatkan itu harus ikhlas sepenuhnya. Alhamdulillah kl dia sadar, lantas minta maaf dan berubah mjd lebih baik. Kalaupun dia tidak mau minta maaf atas kesalahannya.. biarkanlah, ikhlaskanlah dan akan menjadi tambahan pahala kepada Anda. Tp kl Anda menggerutu, mengharapkan atau bahkan memaksa orang yg dl berbuat sewenang2 thd Anda untuk minta maaf. Itu bkn hal yang diajarkan oleh Rasulullah. Anda malah bisa terjebak dalam dosa riya'.
Dari Anas bin Malik ra berkata bahwa Raslullah SAW bersabda, "Janganlah kalian saling memutuskan hubungan, jangan saling membelakangi, jangan saling bermusuhan, jangan saling hasud. Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal bagi seorang muslim untuk tidak bertegur sapa dengan saudaranya di atas tiga hari. (HR Muttafaq 'alaihi)
Senantiasalah berlapang dada, meski dia yg salah. Cobalah dekati dg sebaik mungkin, dg memohon doa terlebih dahulu kepada Alloh agar dimudahkan cara Anda dpt bersilahturahmi lagi. Karena Alloh yg menilai kemurahan hati Anda dan kebijaksanaan Anda, bukan Anda, bukan teman Anda atau bukan manusia lainnya. Kalau yg bersangkutan tidak mau didekati dan malah bersikap tidak menyenangkan.. biarkanlah. Doakan saja dari jauh.. itu lebih baik.
Semoga bermanfaat. Amin.
- Anonymous1 decade ago
walah mumeetttt......banyak bgt bacaannya....
sing sabar aja.... nanti juga yg menyakiti kita bakal dapat balasannya....
- Anonymous1 decade ago
udah maafkan aja mas
- Š┬☼√ε∩å î┬☼∩φLv 61 decade ago
gubrakkK .... atoww.... adudududuh ... kakiku kejatuhan kibod ...
saking seriusnya mbaca pemaparan anda yg mengharukan ini....
---maafkanlah dia tapi tetap jadikan pelajaran apa yg sdh terjadi---