Yahoo Answers is shutting down on May 4th, 2021 (Eastern Time) and beginning April 20th, 2021 (Eastern Time) the Yahoo Answers website will be in read-only mode. There will be no changes to other Yahoo properties or services, or your Yahoo account. You can find more information about the Yahoo Answers shutdown and how to download your data on this help page.

Bagaimana bila saya mengajukan cerai?

saya dalam kondisi yang banyak sekali utang, mungkin itu karena saya kurang mampu mengerem hasrat belanja, dan ingin dipandang bisa menghidupi suami yang belum bekerja dan kuliah, akhirnya yah semacam kondisi gali lubang tutup lubang lah, saat ini saya merasakan saya sudah berada jatuh benar benar, mungkin klo yang lalu lalu saya masih bisa membayar ini dan itu, tapi sudah 2 bulan ini kondisinya mulai kacau, hingga saya bingung, saya menceritakan kondisi ini ke suami saya terus terang saja dia kaget diapun baru saja mendapat pekerjaan yang gajinya mungkin cukup saya juga bekerja, tapi habis untuk bayar ini dan itu, sedangkan kami belum punya apa apa, saya mengakui klo saya khilaf dan berusaha membenahi semuanya, dari awal tapi memang g gampang yang ingin saya tanyakan :

1.saya tidak tega suami saya menanggung kesalahan yang saya buat, bolehkan saya meminta dia untuk meninggalkan saya ( cerai ), karena saya kasihan dia yang tidak tahu apa apa ikut menanggung beban yang saya buat, walaupun uang pinjaman itu saya buat untuk kebutuhan keluarga ( saya masih menumpang di mertua jadi mungkin saya melakukan tindakan yang fatal itu karena ingin dianggap lebih oleh mertua pada saat suami belum bekerja, pada saat itu), bukan tidak munafik saya tetap memerlukan suami untuk berada di samping saya,

t api saya juga tidak mau melihat dia membebani dia dengan masalah kondisi keuangan saya, saya merasa dia akan lebih bahagia apabila dia single dan sendirian..salahkah saya bila saya meminta cerai dari dia semata untuk kebaikannya dia, dan karena saya tidak amanah menjadi istrinya, saya merasa gagal, saya tidak ingin berdosa lebih jauh lagi saya takut tidak amanah lagi dalam menjalankan kewajiban saya sebagai seorang istri?

9 Answers

Rating
  • Venus
    Lv 6
    1 decade ago
    Favorite Answer

    Maharani,

    Yang namanya pernikahan itu ya tanggung jawab 2 orang, karena itu sering harus ada saling pengertian, keterbukaan dll...yang namanya saling itu kan interaksi lebih dari 1 orang !

    Sedikit bingung deh,,

    Kekhilafan anda ini karena tidak bisa mengerem nafsu belanja (belanja keperluan sendiri) atau menghidupi suami atau karena anda ingin dipandang lebih oleh mertua ?

    tapi jika dilihat kesemuanya sepertinya anda KURANG PERCAYA DIRI ya ? sehingga anda berusaha menutupi kekurangan itu dengan materi....

    Ya udahlah...masalah ini sudah terlanjur kan ? tapi masih bisa dicarikan jalan keluarnya.

    Anda sudah benar dengan menceritakan kondisi ini pada suami anda.

    Suami yang anda sebut tidak tahu apa2 ternyata masih mau membantu mencarikan solusinya. Dan kalau boleh ya...jangan dng anda bilang suami tidak tahu apa2 sementara di awal anda mengatakan menghidupi suami....jadi mana yang benar nih ?

    Bukan lagi masalah tega tidak tega atau membebani suami tetapi ini masalah rumah tangga anda yang SEHARUSNYA menjadi tanggung jawab berdua yaitu SUAMI ISTRI, anda dan suami anda.

    Jadi, terimalah bantuan suami anda dan sama2 membenahi masalah ini.

    Maharani,

    Darimana anda bisa menyimpulkan suami anda akan lebih bahagia apabila dia bercerai dan terlepas dari masalah ini ? Anda tuh udah sok tau lho di sini.....anda percaya kan suami anda mencintai anda ? jadi tentunya apa salah jika dia mau berkorban demi orang yang dia cintai ? Jangan berpikir negatif deh !

    Terlalu jauh dan gegabah deh memutuskan bercerai hanya karena masalah ini.....padahal anda belum mencoba untuk menyelesaikan berdua dengan suami anda. Dia bersedia lho !

    Sebagai rumah tangga muda, wajar deh jika anda atau suami melakukan sedikit kesalahan di sini di situ...sama2 masih belajar kok....dan kesalahan itu bukan berarti kegagalan total !

    Ambil deh pelajaran yang bisa anda petik dari keslaahan ini lalu benahi semuanya...itu yang lebih berarti daripada setiap kegagalan anda memutuskan untuk cari jalan pintas.....

    Berfikir tenang dulu , Maharani

    Suami anda kecewa dengan anda, anda harus sikapi dengan jiwa besar

    Anda melakukan kesalahan, akui dan benahi kesalahan itu

    Sekali lagi...jangan berpikir rumit !

  • 1 decade ago

    Sebelumnya saya minta maaf nih pada anda karena saya kurang setuju dengan tindakan anda yang ingin mengajukan permohonan cerai pada suami anda disebabkan kesalahan anda sendiri di masa lalu, yang tidak bisa mengendalikan hasrat anda untuk berbelanja dan anda ingin dipandang oleh masyarakat tempat tinggal anda sebagai istri yang baik yang bisa menghidupi suami yang belum bekerja dan kuliah.

    Seharusnya setelah anda menceritakan masalah anda yang sebenar-benarnya disertai alasan-alasan kenapa anda sampai khilaf begitu kepada suami anda dari A - Z, saya yakin saat itu anda pasti langsung meminta maaf kepada suami anda dan berjanji tidak akan mengulangi semua kesalahan-kesalahan anda lagi di masa lalu, Anda ingin menjadi istri yang baik untuk suami anda selanjutnya bukan.

    Saya mengerti betapa sulitnya anda memulai lagi dari awal membenahi semua yang telah terjadi dalam kehidupan anda, karena kesalahan fatal yang telah anda lakukan-sebelumnya. Sebenarnya masalah ini timbul bukanlah 100% karena kesalahan anda, tapi ini didukung dari berbagai macam faktor lingkungan yang bisa memengaruhi sikap anda. Contoh lingkungan masyarakat tempat tinggal anda, gaya hidup teman-teman anda, pengaruh keluarga anda sendiri yang dahulunya sangat memanjakan dan memenuhi kebutuhan anda, perasaan ketakutan anda yang berlebihan tidak dihargai oleh mertua dan bahkan situasi suami anda yang saat itu belum bekerja dan masih kuliah juga bisa mendukung sikap anda untuk berbuat salah.

    Saya harap anda mau belajar dari kesalahan anda sebelumnya dan merubah semua sifat-sifat buruk yang pernah anda lakukan menjadi sifat yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Sebaiknya anda coba mendekatkan diri kepada Tuhan dan memohon petunjuknya atas persoalan yang melanda hidup anda saat ini dan memohon jalan keluar yang terbaik untuk anda dan keluarga.

    Saya yakin anda kuat dan mampu menjalani hidup ini dengan sebaik-baiknya. Mudah-mudahan saran saya ini bisa bermanfaat untuk anda.

  • 1 decade ago

    1. Introspeksi & Meminta maaf pada suami

    2. Komitmen ulang dengan suami dalam menanggulangi Utang

    3. Belajar untuk lebih jujur dan terbuka

    4. Banyak berdoa

  • 1 decade ago

    Apabila cerai tersebut menjadi pilihan tunggal ya lakukan walaupun hal itu tidak disarankan.

    Tapi jawab dulu beberapa item ini.

    1. Dengan cerai, semua hutang akan lunas ?

    2. Dengan cerai suami/ anak/ mertua/ orang tua merestui ?

    3. Dengan menjadi janda, apakah tidak akan membuat hutang yang melilit lagi ?

    4. Apakah sewaktu berhutang sepengetahuan suami?

    5. Perkawinanmu berdasarkan paksaan?

    Bila semua jawabnya YA, segera lakukan perceraian tersebut.

    Apabila masih ada jawaban Tidak, anda mencari jalan lain. Perceraian tidak akan menyelesaikan masalah dengan seketika.

    Source(s): Kasus perceraian.
  • How do you think about the answers? You can sign in to vote the answer.
  • 1 decade ago

    Cerai bukan pilihan terbaik mba.

    Trus alasan Anda cerai juga tidak baik.

    Apakah mba yakin kalo suami mba akan bahagia ketika sudah bercerai dgn mba?

    Jgn terlalu terbawa perasaan mba.

    Itulah lemahnya perempuan, terlalu mengutamakan perasaannya.

    Bertambah kuatlah dalam kondisi ini.

    Memangnya utang mba seberapa banyak ?

    Apakah perceraian menyelesaikan utang mba ??

    Banyak pengalaman sulit yg kita lewati dlm hidup mba.

    Yg bisa melewatinya adalah yg tangguh.

    Wanita wajib untuk tangguh karna wanita punya peran besar utk keluarga.

    Selama gaji mba dan suami masih bisa digunakan utk menyicil utang, gak ada masalah kan??

    Sebenarnya masalahnya itu di perasaan bersalah mba aja.

    Jgn larut dlm masa lalu, sekarang semangatlah dalam menyelesaikan kondisi buruk ini.

    Selalu berdoa, percayalah tak ada masalah yang tidak terselesaikan.

  • 1 decade ago

    Wah wahh..,anti it gmana,jgn lari dri tggung jwab rmah tgga.Klw pun anti brcerai dn plg krmh msing2,it bsa menambh mslah.2 org sja tk sggup mmbyar hutang,aplg 1 org.Aplg anti ingn lari mningglkn rzeky.Sya sbgai Hakim mnolak anti brcerai.

  • 1 decade ago

    intropeksi kedua belah pihak, taubatan nashuha, berusaha dan berdoa. Insya Allah akan lebih baik bekerja bersama dalam suka dan duka dibanding seorang diri. pikirkan kembali untuk bercerai. Dalam pernikahan keduabelah pihak harus siap dengan segala resiko yg terjadi.

  • 1 decade ago

    Pikir2 terlebih dahulu...... Semua masalah bisa terselesaikan.... Asal anda harus yakin dari dalam hati kalau anda sudah khilaf... sekarang anda berfikir untuk bercerai?? lebih baik anda bicarakan dulu kepada suami anda.. Jika dia setuju silahkan.. Tetapi lebih baik jangan.. Justru jika Anda bersatu dgn suamin anda.. Sedikit demi sedikit semua hutang itu bisa terbayar....

    GOOD LUCK...

    Source(s): menurut my mind..
  • 1 decade ago

    ARTI KATA AMANAH itu jika anda masih terus bersamanya dalam kondisi suka maupun duka.

    Menerima pendamping kita apa adanya dengan tidak berharap terlalu banyak, merupakan bekal untuk mencapai kemesraan dalam rumah tangga dan kebahagiaan di akhirat. Sebagai hamba yang dianugerahi fitrah, kita memang perlu menyeimbangkan harapan. Tak salah kita berdoa memohon suami yang sempurna, tetapi pada saat yang sama kita juga harus melapangkan dada untuk menerima kekurangan. Kita boleh memancangkan harapan, tapi kita juga perlu bertanya apa yang sudah kita persiapkan agar layak mendampingi pasangan idaman. Ini bukan berarti kita tidak boleh mempunyai keinginan untuk memperbaiki kehidupan kita, rumah tangga kita, serta pasangan kita.

    Akan tetapi, semakin besar harapan kita dalam pernikahan semakin sulit kita mencapai kebahagiaan dan kemesraan. Sebaliknya, semakin tinggi komitmen pernikahan kita (marital commitment) akan semakin lebar jalan yang terbentang untuk memperoleh kebahagian dan kepuasan. Apa bedanya harapan dan komitmen? Apa pula pengaruhnya terhadap keutuhan rumah tangga kita? Harapan terhadap perkawinan menunjukkan apa yang ingin kita dapatkan dalam perkawinan.

    Bila kita memiliki harapan perkawinan yang sangat besar, sulit bagi kita untuk menerima pasangan apa adanya. Kita akan selalu melihat dia penuh kekurangan. Jika kita menikah karena terpesona oleh kecantikannya, kita akan segera kehilangan kemesraan sehingga tidak bisa berlemah lembut begitu istri kita sudah tidak memikat lagi. Betapa cepat dan berlalu dan betapa besar nestapa yang harus ditanggung.

    Sementara itu, komitmen perkawinan lebih menunjukkan rumah tangga seperti apa yang ingin kita bangun. Kerelaan untuk menerima kekurangan, termasuk mengikhlaskan hati menerima kekurangannya membuat kita lebih mudah mensyukuri perkawinan. Disebabkan oleh komitmen yang sangat kuat pada Allah dan Rasul-Nya istri Julaibib mengikhlaskan hati untuk menikah dengan Julaibib. Yang baru semalam usia pernikahan mereka Julaibib mengakhiri hayat di medan syahid. Ketika ibunya merasa tidak rela dikarenakan rendahnya rendahnya martabat dan buruknya perawakan fisik, ia meminta agar orang tuanya menerima pinangan itu kalau memang Rasulullah saw. yang menentukan. Orang yang melapangkan hati untuk menenggang perbedaan, cenderung akan menemukan banyak kesamaan. Perbedaan itu bukan lantas tidak ada, tetapi kesediaan untuk menenggang perbedaan membuat kita mudah untuk melihat kesamaan dan kebaikannya.

    Sebaliknya, kita akan merasa tidak nyaman berhubungan dengan orang lain, tidak terkecuali pendamping hidup kita, bila kita sibuk mempersoalkan permasalahan anda yaitu MERASA KASIHAN PADA SUAMI DENGAN GAYA MANAJEMEN KEUANGAN ANDA. Apalagi jika kita sering menyebut-nyebutnya, semakin terasa perbedaan itu dan semakin tidak nyaman membina hubungan dengannya. Semoga Allah melindungi kita dari mempersoalkan perbedaan tanpa mengilmui. Semoga Allah menjauhkan kita dari kesibukan yang membinasakan.

    Semoga Allah pula kelak mengukuhkan ikatan perasaan di antara kita dengan kasih sayang, ketulusan, dan kerelaan menenggang perbedaan. Sesungguhnya telah berlalu umat-umat sebelum kita yang mereka binasa karena sibuk mempersoalkan perbedaan dan memperdebatkan hal-hal yang menjadi rahasia Allah. Nah, jika mempersoalkan perbedaan, menyebut-nyebutnya, dan mengeluhkannya akan membuat hubungan renggang, mengapa tidak melapangkan hati untuk menenggangnya? Sesungguhnya menenggang perbedaan akan menumbuhkan kasih sayang dan kemesraan yang hangat. Ada perasaan mengharukan yang sekaligus membahagiakan jika kita memberikan untuknya apa yang ia sukai.

    Berangkat dari petunjuk Allah ini tidak layak bagi kita untuk sibuk mempersoalkan kekurangan ataupun kesalahan, apalagi kekurangan yang sulit dihilangkan, sepanjang ia tidak melakukan kekejian yang nyata. Betapa pun banyak yang tidak kita sukai darinya, kemesraan dengannya tak akan pudar jika kita mencoba untuk berbaik sangka kepada Allah, barangkali di balik itu Allah berikan kebaikan yang sangat besar. Sebaliknya, sesedikit apa pun keburukan YG ANDA LAKUKAN , bila kita sibuk menyebut-nyebut dan mengingatnya, akan sangat memberatkan jiwa.

    Terimalah segala kekurangan anda (asal anda memperbaikinya) dengan keikhlasan hati maka akan kita temukan cinta yang bersemi indah. Sesudahnya berupaya memperbaiki dan bukan menuntut untuk sempurna. Bukankah kita sendiri mempunyai kekurangan, mengapa kita sibuk menuntut istri untuk sempurna? Ada amanat yang harus kita emban ketika kita menikah. Ada ruang untuk saling berbagi. Ada ruang untuk saling memperbaiki. Dan bukan saling mengeluhkan, alih-alih menyebut-nyebut kekurangan. Pahamilah kekhilafannya agar ia merasa ringan dalam memperbaiki, meski bukan berarti kita lantas membiarkan kesalahan.

    Berikanlah dukungan dan kehangatan kepadanya sehingga ia berbesar hati menghadapi tantangan-tantangan yang ada di depan. Tunjukkanlah bahwa kita memang sangat menghargainya, menerimanya dengan tulus, mau me

    Source(s): RKAP - BROKENT IS LOVE
Still have questions? Get your answers by asking now.