Yahoo Answers is shutting down on May 4th, 2021 (Eastern Time) and beginning April 20th, 2021 (Eastern Time) the Yahoo Answers website will be in read-only mode. There will be no changes to other Yahoo properties or services, or your Yahoo account. You can find more information about the Yahoo Answers shutdown and how to download your data on this help page.

aisyah asked in KesehatanLain - Kesehatan · 1 decade ago

ada ga sih efek sampingnya?.?

vit c dan vit E bagus untuk kesehatan terutama kulit, tapi bagaimana kalo diminum dalam jangka waktu yang panjang apakah ada efek samping yg bisa membahayakan tubuh kita?

6 Answers

Rating
  • Anonymous
    1 decade ago
    Favorite Answer

    II. VITAMEN E

    Vitamin E merupakan vitamin yang larut dalam lemak dan pelarut lemak. Struktur kimia terdiri dari dua bagian utama yaitu cincin kompleks (Kroman) dan rantai cabang yang panjang. Terdapat dua kelompok vitamin E yang berbeda aktivitasnya yaitu kelompok tokoferol yang mempunyai ikatan jenuh pada rantai cabang dan kelompok tokotrienol dengan tiga ikatan jenuh pada rantai cabang. Tiap kelompok terdiri empat senyawa yang berbeda-beda berdasarkan posisi dan jumlah gugus metal pada cincing kroman. α-tokoferol merupakan senyawa yang mempunyai aktivitas biologik paling besar (Chow, 1997).

    Vitamin E stabil terhadap alkali dan asam akan tetapi sangat mudah dioksidasi oleh udara menjadi tokoferilkuinon yang tidak lagi mempunyai aktivitas biologik. Vitamin E sintetik yang dipergunakan untuk suplementasi sebagian besar terdapat dalam bentuk ester dengan asam asetat yaitu d1 α-tokoferol asetat. Hal ini untuk mecegah agar tidak mudah rusak oleh oksidasi (Chow, 1997).

    Tabel 1. Struktur kimia tokoferol dan tokotrienol

    Posisi gugus metil

    Struktur

    Toko

    Struktur

    Tokotrienol

    5,7,8

    α-Tokoferol (α-T)

    α-Tokotrienol (α-T-3)

    5,8

    β-Tokoferol (β-T)

    β-Tokotrienol (β-T-3)

    7,8

    γ-Tokoferol (γ-T)

    γ-Tokotrienol (γ-T-3)

    8

    δ-Tokoferol (δ-T)

    δ-Tokotrienol (δ-T-3)

    Bahan makanan yang paling kaya akan vitamin E adalah minyak nabati khususnya minyak asal biji-bijian misalnya minyak biji gandum, minyak kedelai, minyak jagung. Dalam jumlah kecil vitamin E juga didapatkan pada sayuran hijau, buah-buahan dan lemak hewani (Chow, 1997).

    Di dalam tubuh vitamin E diabsorbsi secara difusi pasif di bagian pertengahan usus halus. Efisiensi absorbsi vitamin E dipengaruhi oleh adanya lemak dan makanan, fungsi pankreas, sekresi empedu dan pembentukan misel. Absorbsi vitamin E berkurang apabila dalam makanan terdapat pula asam retinoat dan asam lemak tak jenuh rantai panjang. Vitamin E yang telah diabsorbsi akan masuk ke dalam sirkulasi limfatik bersama dengan kilomikron yang kemudian akan diambil oleh hati melalui reseptor E apolipoprotein spesifik pada sel parenkim. Vitamin E yang ada dalam sel-sel parenkim hati kemudian akan disekresi dari hati bersama dengan very low density lipoprotein (VLDL). Sebagian besar dari vitamin E yang diekskresi tersebut akan ditransfer ke low density lipoprotein (LDL) dan sisanya ditransfer ke sel-sel perifer dan ke high density lipoprotein (HDL). Di dalam tubuh vitamin E berada di jaringan adiposa, hati dan otot dalam jumlah yang lebih besar dibanding organ lainnya. Vitamin E ini sebagian besar berada pada membran sel (Chow, 1997). Eliminasi vitamin E dari tubuh terjadi melalui proses oksidasi reduksi menghasilkan α-tokoferil-hidrokuinon yang akan berkonjugasi dengan asam glukoronat yang disekresi dalam empedu dan dikeluarkan bersama feses. Kurang dari 1% vitamin E yang diabsorbsi akan mengalami konversi menjadi lakton yang larut dalam air kemudian diesterifikasi dengan asam glukoronat dan dikeluarkan dalam bentuk glukoronida melalui urin (Chow, 1997). Fungsi vitamin E yang utama adalah sebagai antioksidan atau penangkap radikal bebas (free radical scavenger) terutama di membran sel. Vitamin E mempunyai peranan penting dalam menghambat reaksi berantai peroksidasi lipid pada membran (Chow, 1997).

    II.1. Peranan vitamin E dalam menetralisasi radikal bebas pada proses menua

    Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa vitamin E dapat melindungi dan mempertahankan fungsi sel dari serangan radikal bebas. Dari penelitian in vitro yang dilakukan Krishnamurthy dan Bieri sebagaimana dikutip oleh Chow diketahui bahwa pemberian vitamin E dapat mencegah kerusakan sel darah merah yang disebabkan oleh radikal bebas. Penelitian ini didukung oleh penelitian-penelitian lain yang dilakukan oleh Nikki dkk, secara in vitro pada sel darah merah yang diberi inisiator radikal. Didapatkan bahwa pemberian vitamin E pada membran sel darah merah akan menghambat terjadinya oksidasi oleh radikal bebas. Apabila konsentrasi vitamin E pada membran sel telah menurun atau habis, maka radikal bebas akan mengoksidasi membran sel menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid yang mengakibatkan hemolisis sel darah merah (Machlin dan Bendich, 1997).

    Mekanisme efek antioksidan vitamin E berhubungan dengan kemampuannya melepaskan gugus hidroksil fenolik yang ada pada atom karbon ke-6 cincin kroman kepada radikal peroksida lipid. Vitamin E yang terpapar dengan radikal peroksida lipid akan dikonversi dengan melepaskan gugus hidroksil fenolik menjadi bentuk semi stable radical intermediate yaitu tokoperoksil. Pada tahap ini radikal tokoperoksil dapat direduksi menjadi vitamin E kembali dengan bantuan senyawa pereduksi seperti peroksidase glutation (GSH) dan vitamin C. radikal tokoperoksil yang relatif tidak reaktif ini kemudian akan bereaksi dengan radikal peroksida lipid atau radikal peroksil lainnya membentuk senyawa stabil non-radical yang tidak aktif yaitu tokoperilkuinon (Mahan dan Arlin, 1997).

    Tokoferilkuinon yang tidak reaktif ini sebagian akan mengalami reduksi membentuk tokoferilkuinon yang akhirnya akan dieleminasi dari tubuh melalui feses dan urin (Mahan, 1997).Dengan demikian reaksi peroksidasi lipid di membran akan berhenti dan sel terhindar dari kerusakan oleh serangan radikal bebas. Di samping itu pembentukan cross-linking dan pigmen tua juga terhambat. Semua ini akan memperlambat terjadinya proses menua (Mahan, 1997).

    Besarnya dosis vitamin E untuk dapat menghambat reaksi peroksidasi lipid belum diketahui dengan pasti. Beberapa peneliti memperkirakan besarnya dosis vitamin dengan mempergunakan produk metabolik peroksidasi lipid, gas pentana yang diekskresi melalui paru-paru pada waktu bernafas. Penelitian yang dilakukan oleh Lemoyne dkk, pada 15 individu dengan pemberian 1000 IU dl α tokoferil asetat per hari selama 10 hari menunjukkan penurunan ekskresi pentana melalui pernafasan yang bermakna. Horwitt menyatakan bahwa pemberian 400 IU dl α tokoferil asetat perhari sudah dapat mengurangi reaksi peroksidasi lipid (Mahan, 1997). Namun hal ini masih menjadi perdebatan di kalangan para peneliti.

    II.2 Manfaat terapetik vitamin E

    Selama beberapa dekade vitamin E berada pada posisi teratas bersama dengan vitamin C dan kalsium sebagai suplemen tambahan makanan tunggal yang paling banyak dikonsumsi. Karena para peneliti terus melanjutkan penelitian tentang peran radikal bebas pada proses inisiasi suatu penyakit, mereka menyatakan bahwa kemampuan antioksidan vitamin E dapat mencegah stroke, penyakit kardiovaskular, kanker (prostat dan payudara), pre-eklampsi, dan bahaya radiasi (Traber, 2003).

    Selain itu vitamin E juga bermanfaat untuk para atlet karena dapat meningkatkan prestasi mereka. Manfaat terapetik lain yang telah diteliti meliputi efek antiinflamasi, nocturnal cramping, intermittent claudication, restless leg syndrome, muscular dystrophy, dysmenorrhea, fibrocystic breast disease, menopause, aborsi spontan, scleroderma & scar tissue, lesi herpes and neuralgia post-herpes, raynauds syndrome, acne, dermatitis seborrheic, psoriasis, osteoarthritis, osgood schlatters disease, allergy & inflammatory thrombophlebitis, anemia, sickle cell anemia and tipe lain anemia hemolytic, cystic fibrosis, retrolental fibroplasias, premature infants, syndrome down (Traber, 2003).

    II.3. Penggunaan suplemen vitamin E yang berlebihan pada lansia

    Karena begitu banyaknya manfaat yang didapat dari vitamin E, maka vitamin E telah diproduksi secara besar sebagai produk industri farmasi yang mendatangkan keuntungan yang banyak. Suplemen vitamin E telah banyak tersedia di pasaran untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan vitamin ini. Maka dari itu penjualan produk farmasi ini meningkat tajam dalam beberapa tahun belakangan ini. Hal ini sangat dipengaruhi oleh informasi yang didapat oleh konsumen bahwa vitamin E dapat mencegah proses penuaan dan penyakit degeneratif pada lansia (Kappus dan Diplock, 2004).

    Maka dari itu timbullah anggapan bahwa semakin banyak mengkonsumsi vitamin E maka proses penuaan dapat dihambat lebih cepat dan dapat menghindari para konsumen dari penyakit-penyakit degeneratif karena usia sebanding dengan jumlah yang mereka konsumsi. Dengan kata lain, saat ini timbul perilaku pada masyarakat untuk mengkonsumsi vitamin E dalam jumlah yang besar. Sekarang ini banyak para konsumen khususnya lansia dan individu yang hendak menuju masa lansia mengkonsumsi vitamin E lebih dari 400 IU per hari (Kappus dan Diplock, 2004).

    Namun, anggapan yang mengatakan bahwa semakin banyak seseorang mengkonsumsi vitamin E maka akan didapat efek yang sebanding dengan jumlah yang dikonsumsinya itu tidaklah benar. Hal ini pertama kali diungkapkan oleh para peneliti dari Johns Hopkins University. Para peneliti tersebut mengatakan bahwa efek buruk vitamin E akan muncul bila seseorang mengkonsumsi vitamin E lebih dari 200 IU (133 mg). Laporan dari American Heart Association's Scientific Sessions 2004 oleh Edgar R Miller, mengungkapkan bahwa konsumsi suplemen vitamin E dalam jumlah besar berkaitan dengan meningkatnya kasus kematian. Tetapi, menurut analisis dari para peneliti, tidak terdapat peningkatan resiko kematian bila seorang individu mengkonsumsi vitamin E kurang dari 200 IU, bahkan justru didapatkan manfaat terapi dari vitamin E.10% dari individu yang mengkonsumsi vitamin E lebih dari 400 IU mengalami kematian dari pada yang tidak mengkonsumsi sama sekali (Miller,).

    Masalah pada vitamin E seperti halnya vitamin A, D, dan K, vitamin ini larut dalam lemak, sehingga tidak diperlukan dalam jumlah yang besar oleh tubuh. Britain's Food Standards Agency menganjurkan asupan harian vitamin E sebesar 3-4 mg atau 4.5 – 6 IU. Edgar R Miller mengatakan bahwa seseorang telah mendapatkan vitamin E sebanyak 6-10 IU per hari dalam men

  • Anonymous
    5 years ago

    efeknya, cew atopun cownya gak tahan. truz, jari si cow bakal masuk di vagina n akhirnya rusak juga dech selaput dara.bisa jadi lebiih dari 2.

  • Anonymous
    1 decade ago

    yang pasti jika dipakai dosis tinggi akan menggangu fungsi ginjal tuh

    Source(s): www.ratukosmetik.com
  • Law
    Lv 6
    1 decade ago

    Selama beberapa dekade vitamin E berada pada posisi teratas bersama dengan vitamin C dan kalsium sebagai suplemen tambahan makanan tunggal yang paling banyak dikonsumsi. Karena para peneliti terus melanjutkan penelitian tentang peran radikal bebas pada proses inisiasi suatu penyakit, mereka menyatakan bahwa kemampuan antioksidan vitamin E dapat mencegah stroke, penyakit kardiovaskular, kanker (prostat dan payudara), pre-eklampsi, dan bahaya radiasi (Traber, 2003).

    Selain itu vitamin E juga bermanfaat untuk para atlet karena dapat meningkatkan prestasi mereka. Manfaat terapetik lain yang telah diteliti meliputi efek antiinflamasi, nocturnal cramping, intermittent claudication, restless leg syndrome, muscular dystrophy, dysmenorrhea, fibrocystic breast disease, menopause, aborsi spontan, scleroderma & scar tissue, lesi herpes and neuralgia post-herpes, raynauds syndrome, acne, dermatitis seborrheic, psoriasis, osteoarthritis, osgood schlatters disease, allergy & inflammatory thrombophlebitis, anemia, sickle cell anemia and tipe lain anemia hemolytic, cystic fibrosis, retrolental fibroplasias, premature infants, syndrome down (Traber, 2003).

    fek yang ditimbulkan oleh suplementasi vitamin E dosis tinggi yang berlebihan meliputi (Kappus dan Diplock, 2004) :

    1. Fatigue

    2. Kelemahan

    3. Sakit kepala

    4. Nausea

    5. Pandangan kabur

    6. Flatulen

    7. Diare

    8. Penurunan kesadaran

    9. Kecenderungan perdarahan

    10. Penurunan imunitas

    11. Gangguan fungsi seksual

    12. Peningkatan resiko pembekuan darah

    13. Penurunan metabolisme hormone tiroid, hipofisis dan adrenal

    14. Peningkatan kadar trigliserida dalam darah

    15. Menggangu penyerapan vitamin A

    Selain itu, vitamin E juga mempunyai efek samping, yang meliputi (Kappus dan Diplock, 2004):

    1. Nyeri abdomen

    2. Pembesaran payudara

    3. Diare

    4. Sakit kepala

    5. Flu-like symptoms

    6. Nausea

    7. Cepat lelah dan kelemahan

    8. Pandangan kabur

    http://www.klinikmedis.com/index.php?option=com_co...

    Setiap orang tentu tahu dengan vitamin C, bahkan kini banyak sekali suplemen-suplemen kesehatan yang mengandung vitamin C. Banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa vitamin C berperan penting dalam menjaga kekebalan tubuh, dan juga sebagai anti oksidan, yang mencegah penuaan dini pada kulit. Namun, apakah hanya itu saja manfaat dari vitamin C? Dan apakah vitamin C terkandung pada jeruk, tomat, atau beberapa buah lainnya saja? Adakah efek samping dari konsumsi vitamin C yang berlebihan? Lebih lanjut akan diulas dalam artikel berikut ini.

    Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air. Vitamin ini memiliki nama lain yaitu asam askorbat. Manfaat dari vitamin C adalah sebagai salah satu faktor penunjang pertumbuhan dan perbaikan jaringan di seluruh tubuh, karena vitamin C membantu pembentukan kolagen, protein yang mempunyai peran penting dalam pembentukan kulit, jaringan yang pernah luka, tendon, ligamen, dan pembuluh darah. Vitamin C adalah faktor penting untuk penyembuhan luka, dan untuk penyembuhan serta perawatan kartilago, tulang, dan gigi.

    Tubuh kita tidak dapat mensintesis sendiri vitamin C, oleh karena itu kita perlu asupan vitamin C dari makanan-makanan yang kita makan setiap hari, karena vitamin C tidak disimpan di dalam tubuh dalam waktu yang lama.

    Ada beberapa kondisi kesehatan yang sangat membutuhkan asupan vitamin C, antara lain : jerawat, pecandu alkohol, Alzheimer, asma, autis, depresi, diabetes, iritasi usus halus, dan penyakit Parkinson. Penderita penyakit-penyakit ini harus sering mengkonsumsi sumber-sumber vitamin C atau suplemen yang mengandung vitamin C untuk menjaga kondisi kesehatan mereka dan mempercepat pemulihan penyakit-penyakit tersebut.

    Lalu apa yang akan terjadi jika kita kekurangan vitamin C? Kurangnya asupan vitamin C dalam tubuh akan menyebabkan sariawan, influenza, kulit kering , kasar, dan pecah-pecah, rambut yang kering, gigi menjadi rapuh, penurunan kemampuan tubuh untuk menyembuhkan luka dan infeksi, anemia, penyakit kardiovaskular (seperti jantung dan pembuluh-pembuluh darah), dan bisa juga menyebabkan kenaikan berat badan.

    Namun, jangan terlalu bersemangat juga mengkonsumsi vitamin C, terutama yang berbentuk suplemen, karena konsumsi berlebihan pun mengakibatkan adanya efek samping bagi tubuh. Konsumsi vitamin C di atas 2000 mg/hari dapat menyebabkan diare, dan sakit perut.

    http://rhamnosa.wordpress.com/2006/02/01/sapa-2006...

    Source(s): semoga dapat membantu anda
  • How do you think about the answers? You can sign in to vote the answer.
  • 1 decade ago

    Kalau setahu saya sih beberapa unsur vitamin selain vitamin A, D, E dan K jika kadarnya berlebih daripada jumlah seharusnya yang diperlukan oleh tubuh akan dibuang ke luar bersama urin.

    Vitamin C jika dikonsumsi secara berlebihan bisa menyebabkan timbulnya batu ginjal.

    sedangkan untuk vitamin E sampai sekarang belum ditemukan efek sapingnya bila dikonsumsi secara berlebihan atau tidak berdampak buruk bagi tubuh kita. Vitamin E dapat disimpan di dalam tubuh dalam waktu tertentu karena sifatnya yang larut dalam minyak.

  • 1 decade ago

    Namun, jangan terlalu bersemangat juga mengkonsumsi vitamin C, terutama yang berbentuk suplemen, karena konsumsi berlebihan pun mengakibatkan adanya efek samping bagi tubuh. Konsumsi vitamin C di atas 2000 mg/hari dapat menyebabkan diare, dan sakit perut.

    Cara terbaik mengkonsumsi sumber-sumber vitamin C adalah dengan mengkonsumsi ketika mereka masih dalam keadaan segar, sehingga jumlah vitamin C yang dapat kita peroleh semaksimal mungkin

    VITAMIN E

    Vitamin E dapat mencegah kerusakan pada liver dan sirosis, menurut para ahli di Universitas Turin di Italia. Mereka mengadakan percobaan dengan memberi suplemen vitamin E pada tikus-tikus dalam jumlah yang meningkatkan konsentrasi vitamin E liver. Tikus-tikus itu kemudian diberi karbon tetraklorida untuk mengetes apakah perawatan dengan vitamin E yang dilakukan sebelumnya dapat melindungi mereka baik dari kerusakan liver akut/kronis dan sirosis. Suplemen vitamin E meningkatkan kandungan vitamin dalam tiga bagian liver dan mengurangi kerusakan oxidative pada sel-sel liver, tetapi tidak memiliki dampak perlindungan apapun pada infiltrasi lemak liver. Sirosis juga tampak dapat dicegah dalam kelompok tikus yang diebri suplemen vitamin E. Tampaknya vitamin E memberi cukup perlindungan terhadap nekrosis akibat karbon tetraklorida dan sirosis, mungkin dengan mengurangi penyebaran proses oksidasi lipid dan mengurangi jangkauan kerusakan oksidatif liver.

Still have questions? Get your answers by asking now.